kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terdongkrak oleh sentimen penahanan suku bunga acuan, ini proyeksi rupiah untuk besok


Minggu, 22 Desember 2019 / 16:45 WIB
Terdongkrak oleh sentimen penahanan suku bunga acuan, ini proyeksi rupiah untuk besok
ILUSTRASI. Petugas menyortir uang kertas pecahan Rp 100 ribu di Cash Center BNI.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI7DRRR) di level 5% membuat rupiah bergerak menguat. 

Mengutip Bloomberg, di pasar spot, Jumat (20/12), rupiah menguat tipis 0,05% ke Rp 13.978 per dolar AS. Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 0,07% ke Rp 13.993 per dolar AS. 

Analis PT Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan rupiah sedang mendapat momentum untuk menguat karena BI menahan suku bunga acuannya. Di sisi lain, Deddy melihat kini pelaku pasar mulai kembali menjadikan rupiah sebagai pilihan investasi di tengah isu pelemahan ekonomi global. 

"Riset Goldman Sachs baru-baru ini menyampaikan negara investasi yang kini dituju pelaku pasar adalah Indonesia, hal ini berdampak positif ke nilai tukar rupiah," kata Deddy, Jumat (20/12). 

Baca Juga: Rupiah ditutup menguat 0,05% ke Rp 13.978 per dolar AS

Alhasil rupiah bergerak menguat, meski di AS santer terdengar kabar pemakzulan Presiden AS Donald Trump. 

"Pelaku pasar tidak terlalu merespon berita pemakzulan Trump, Wall Street malah catat rekor, artinya pelaku pasar memang tertarik ke aset berisiko dan membuat mata uang emerging market, termasuk rupiah jadi diuntungkan," kata Deddy. 

Namun, untuk Senin (23/12), Deddy memproyeksikan pergerakan rupiah akan terbatas dan berpotensi melemah karena aksi ambil untung atau profit taking. 

"Sebagian investor profit taking jelang libur Natal dan Tahun Baru," kata Deddy. 

Di awal pekan besok, rupiah Deddy proyeksikan berada di rentang Rp 13.970 per dolar AS hingga Rp 14.000 per dolar AS. 

Senada, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rupiah masih bertahan menguat di bawah Rp 14.000 per dolar AS karena terpengaruh BI yang mempertahankan suku bunga acuan. 

Baca Juga: BI catat aksi jual asing di pasar domestik capai Rp 1,94 triliun sepekan terakhir

Jumat (20/12) malam, AS merilis data pertumbuhan ekonomi di kuartal III stagnan di 2,1%. 

Josua memproyeksikan data AS yang dirilis baik bisa menahan laju penguatan rupiah saat ini. Rupiah pada Senin (23/12), Josua proyeksikan bergerak di rentang Rp 13.950 per dolar AS hingga Rp 14.010 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×