CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Terdongkrak Insentif Mobil Listrik, Saham-Saham Ini Berpotensi Melaju


Jumat, 23 Februari 2024 / 10:19 WIB
Terdongkrak Insentif Mobil Listrik, Saham-Saham Ini Berpotensi Melaju
ILUSTRASI. Insentif kendaraan listrik berpotensi menjadi katalis positif bagi kinerja bisnis dan prospek saham emiten industri kendaraan listrik.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melanjutkan kucuran insentif untuk mendorong populasi kendaraan listrik alias Electric Vehicle (EV) di Indonesia. Pemanis ini berpotensi menjadi katalis positif bagi kinerja bisnis dan prospek saham emiten terkait industri kendaraan listrik.

Insentif tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) Roda Empat Tertentu dan KBLBB Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah (DTP).

Dalam beleid tersebut, pemerintah melanjutkan insentif untuk pembelian mobili listrik. Pemerintah memotong tarif PPN sebanyak 10%, dari sebelumnya 11% menjadi hanya 1% dari harga jual kendaraan.

Baca Juga: Saham-Saham Grup Bakrie Ini Ramai-Ramai Naik Lagi

Syarat untuk menerima PPN DTP sebesar 10% tersebut, KBLBB harus memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40%. Jika hanya memenuhi TKDN 20% sampai dengan kurang dari 40%, maka insentif PPN DTP yang diberikan hanya 5%.

Junior Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty Hafiya menyoroti berbagai guyuran insentif pada tahun lalu berhasil mendorong minat pembelian mobi listrik. 

Arinda merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang mencatat penjualan wholesales mobil battery electric vehicle mencapai 17.062 unit, melonjak 65,2% secara tahunan (YoY).

Menurut Arinda, pemberian insentif pada tahun ini semakin menambah daya tarik bagi konsumen. Apalagi masuknya beberapa merek baru mobil listrik ke pasar Indonesia akan menambah daya saing, dan secara bersamaan membawa pilihan produk yang semakin beragam untuk masyarakat.

"Tentu menambah daya tarik secara jangka panjang dengan dorongan pemerintah terhadap industri kendaraan listrik. Terlebih adanya syarat pemenuhan TKDN," kata Arinda kepada Kontan.co.id, Kamis (22/2).

Arinda melanjutkan, insentif ini tak hanya berdampak positif bagi perusahaan perdagangan mobil (dealer). Syarat pemenuhan TKDN minimal 40% untuk mendapatkan PPN DTP 10% akan menjadi katalis penting bagi emiten komponen otomotif dan infrastruktur EV.

Investment Advisor Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang sepakat, emiten penopang industri EV seperti komponen & suku cadang akan mendapatkan keuntungan secara tidak langsung dari insentif PPN DTP ini. Namun untuk mengukur seberapa signifikan dampaknya, investor perlu menilik lebih dalam bagaimana komposisi penjualan emiten.

Analis Panin Sekuritas Andhika Audrey menimpali, syarat TKDN dalam insentif ini bisa menjadi katalis positif untuk prospek kinerja bisnis dan pergerakan saham emiten komponen otomotif. Terutama bagi yang gencar ekspansi atau mendiversifikasi ke komponen EV.

"Semakin lebar TKDN yang diatur pemerintah, semakin berpotensi tumbuh kinerja perusahaan komponen otomotif karena harus memasok lebih banyak lagi," kata Andhika.

Sebagai catatan dalam menggenjot populasi mobil listrik, Alrich menyoroti kesiapan infastruktur EV seperti stasiun pengisian baterai (charging station) yang sejauh ini belum merata. "Hal ini dapat menyebabkan proses penjualan EV masih akan terpusat pada daerah yang telah siap dengan infrastrukturnya," kata Alrich.

Baca Juga: PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk & Indomobil Teken Perjanjian Kemitraan Strategis

Sedangkan Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya mengingatkan seberapa signifikan dampak insentif PPN DTP akan turut dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Dampaknya akan terbatas jika tingkat konsumsi masyarkat menengah ke atas sebagai konsumen mobil listrik mengalami penurunan.

Terkait saham industri EV yang potensial, Cheril memilih PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), emiten komponen suku cadang dari Grup Bakrie yang juga produsen kendaraan umum atau bus listrik. Di samping persaingan yang belum ketat, pembeli produk VKTR dominan dari institusi dan pemerintah yang punya daya beli kuat. 

Cheril menyematkan rekomendasi buy VKTR dengan target harga di Rp 190 dan stoploss pada Rp 167. 

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto turut melirik saham VKTR yang sedang dalam tren menguat.

Lonjakan harga saham VKTR juga terdongkrak dari kemitraan strategi yang sudah terjalin dengan emiten Grup Salim, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS).  

Estimasi William, VKTR berpotensi lanjut menguat ke level Rp 180 - Rp 200 dengan mencermati support di Rp 164.

Sementara itu, Arinda menjagokan Grup Astra dengan memilih saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO). Rekomendasinya, koleksi untuk jangka panjang dengan target harga di Rp 6.425 untuk ASII dan Rp 3.600 bagi AUTO.

Andhika juga memilih saham ASII dan AUTO. Saran Andhika, hold ASII dengan target di Rp 5.600 dan koleksi AUTO untuk target harga di Rp 3.000. Selain itu, Andhika merekomendasikan PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) dengan target harga di Rp 1.500 per saham.

Selanjutnya: ISC: Data Center Tier IV Facility Pertama di Pusat Kota Jakarta Siap Beroperasi

Menarik Dibaca: Promo JCO 19-25 Februari 2024, Beli 48 Donat Mini Jpops Cuma Rp 96.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×