Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten ritel PT Hero Supermarket Tbk (HERO) membukukan kerugian periode berjalan atau rugi bersih sebesar Rp 44 miliar. Angka ini melonjak dibandingkan rugi bersih Hero periode sama tahun 2019 yang hanya Rp 4 miliar.
Penurunan pendapatan bersih Hero pada kuartal I 2020 nampaknya menjadi sebab. Sepanjang kuartal I 2020, HERO meraih pendapatan sebesar Rp 2,6 triliun, turun 15% dibandingkan dengan pendapatan periusahaan ini di kuartal I 2019 yang mencapai Rp 3,06 triliun.
Dalam keterangannya di Bursa Efek Jakarta (10/6), Presiden Direktur Hero Supermarket Patrik Lindvall mengatakan, penurunan pendapatan membuat laba kotor PT Hero Supermaket Tbk (HERO) kuartal I 2020 juga menurun.
Jika periode sama 2019, Hero meraih laba kotor sebesar Rp 872 miliar, maka kuartal I 2020 hanya Rp 703 miliar atau turun 29. Alhasil, rugi periode berjalanHERO melonjak menjadi Rp 44 miliar, dibandingkan kuartal I-2019 sebanyak Rp 4 miliar.
Lebih terperinci, diantara sumber bisnis HERO, Guardian Health and Beauty meraih pendapatan yang solid kuartal pertama tahun ini.
Pun dengan IKEA juga membukukan pertumbuhan penjualan yang signifikan melalui bisnis e-commerce. ”Pelanggan berpindah ke jalur online untuk melakukan pembelian selama masa pandemi Covid-19,” ujar Lindvall dalam keterangan resmi perusahaan di BEI, (10/6)
Kata Lindvall, pertumbuhan penjualan online dan pembukaani toko baru yang dibuka tahun sebelumnya mengimbangi berkurangnya jumlah kunjungan pelanggan ke toko-toko yang ada. Maka itu, ekspansi toko IKEA lainnya yang sedang berlangsung diharapkan bisa mengamankan pertumbuhan masa depan di Indonesia.
Namun, di sisi lainnya: ”Investasi biaya pra-pembukaan toko-toko baru berdampak terhadap profitabilitas pada kuartal pertama tahun ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, manajemen Hero Supermarket menjelaskan, bisnis makanan HERO terdampak efek tahunan dari rencana optimasi toko di tahun 2019. Dampak paling signifikan terlihat pada kinerja keuangan dasar karena adanya perubahan pola belanja pelanggan yang terpacu pembatasan beraktivitas pelanggan dan kenaikan harga pokok barang.
Hero dan Giant Supermarket membukukan keuntungan, karena lokasi toko yang berdiri sendiri dan berdekatan dengan pelanggan. “Sementara di format toko yang lebih besar, Hypermarket, yang terletak di pusat perbelanjaan terdampak secara signifikan sebagai akibat dari pembatasan penjualan yang diberlakukan pada pusat perbelanjaan, menyebabkan berkurangnya jumlah kunjungan pelanggan secara signifikan,” ujar dia.
Mencermati efek pandemi Covid-19,manajemen HERO yakin kalau strategi peningkatan bisnis dan tindakan yang sedang berjalan akan mengarah pada kinerja yang lebih baik, lebih menguntungkan, dan lebih berkelanjutan.
“Kami tetap berkomitmen untuk memberikan penawaran yang kompetitif di setiap sektor bisnis ritelnya dan terus mengembangkan bisnis jangka panjang di Indonesia,” tutur dia.
Dalam penutupan perdagangan Jumat, (12/6) harga saham HERO ditutup dengan harga Rp 890, turun 0,56% dari harga penutupan perdagangan Kamis (11/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News