kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terapkan natural hedging, pelemahan dolar dampaknya minim ke Sri Rejeki Isman (SRIL)


Selasa, 04 Februari 2020 / 21:11 WIB
Terapkan natural hedging, pelemahan dolar dampaknya minim ke Sri Rejeki Isman (SRIL)
ILUSTRASI. Pemintalan benang di Pabrik Sritex, Sukoharjo, Jawa Tengah. Sri Rejeki Isman (SRIL) menyebut penjualan produk SRIL ke luar negeri tetap normal meski dolar melemah.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melemahnya nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah yang terjadi belakangan ini tidak membuat para emiten tekstil dan garmen berorientasi ekspor menahan penjualannya. Contohnya PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex yang menyebut penjualan produk SRIL ke luar negeri tetap berjalan normal.

Pasalnya, SRIL memberlakukan lindung nilai alami atau natural hedge. Selain laporan keuangannya yang disusun dalam dollar AS, konsumen SRIL juga membayar langsung menggunakan mata uang Negeri Paman Sam tersebut.

Baca Juga: Menilik kinerja ekspor produsen tekstil dalam negeri

Meskipun begitu, Corporate Communication SRIL Joy Citradewi tidak menampik bahwa kinerja SRIL akan terdampak apabila pelemahan kurs dollar AS ini berlangsung dalam waktu lama. "Meskipun begitu, dampaknya juga akan sangat minim," kata Joy saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/2).

Di sisi lain, bahan baku produk SRIL juga banyak yang dibeli dengan menggunakan dollar AS. Alhasil, kondisi iniĀ  justru menguntungkan SRIL karena pengeluaran untuk bahan baku akan menjadi lebih murah.

Menurut Joy, biaya untuk bahan baku mencakup 70% dari harga pokok penjualan SRIL. Dengan begitu, hal ini menjadi penyeimbang dari pendapatan SRIL yang berpotensi tergerus akibat pelemahan dollar AS ini.

Untuk 2020, SRIL menargetkan pertumbuhan pendapatan 6%-8% dibanding tahun lalu dengan kontribusi penjualan ekspor di atas 60%.

Sebagai gambaran, sepanjang sembilan bulan pertama 2019, SRIL membukukan pendapatan US$ 895,08 juta atau tumbuh 17,16% secara tahunan. Nilai ekspor berkontribusi sebesar 59,72% terhadap total penjualan tersebut.

Perusahaan ini telah mengekspor ke lebih dari 100 negara. Per September 2019, penjualan ekspor SRIL mencakup wilayah Asia sebesar 60,5%, Eropa 15,2% , Amerika Serikat dan Amerika Latin 13,6% , Uni Emirat Arab dan Afrika 10,5%, serta Australia 0,3%.

Baca Juga: Ekspor Pan Brothers (PBRX) masih kebal efek pergerakan nilai tukar rupiah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×