Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat mencetak level terbaik dalam sepekan, harga emas koreksi. Aksi profit taking menjadi alasan pelemahan, setelah mendapat angin segar setelah Federal Reserve memproyeksikan ekonomi AS masih akan suram karena pandemi virus corona.
Mengutip Reutes, Kamis (11/6) pukul 11.30 WIB, harga emas spot turun 0,2% menjadi US$ 1,732.39 per ons troi. Padahal, sebelumnya harga sempat menyentuh US$ 1,739.68 per ons troi, tertinggi sejak 2 Juni lalu.
Namun, harga emas berjangka AS masih menguat 1,2% menjadi US$ 1.741,80 per ons troi.
Pada Rabu (10/6), harga emas spot naik 1,3%, ini menjadi persentase kenaikan harian terbesar bagi si kuning dalam jangka waktu sebulan. Hal tersebut terjadi setelah The Fed mengatakan,
ekonomi AS masih membutuhkan jalan panjang untuk menuju pemulihan akibat resesi yang berasal dari pandemi virus corona.
Baca Juga: Kombinasi sentimen negatif, harga minyak anjlok lebih dari 2%
"Kami melihat aksi ambil untung. Tapi, emas sudah didapat melalui level US$ 1.725 yang menunjukkan bahwa ini dalam format bullish sekarang," kata Stephen Innes, Chief Market Strategist AxiCorp.
Lebih lanjut dia bilang, sentimen yang mendasari harga emas adalah kita The Fed mengatakan bakal menjadi suku bunga di level saat ini, paling tidak hingga 2022 mendatang. Seperti diketahui, saat ini suku bunga acuan AS ada di level 0%-0,25%.
Bank sentral AS juga mengulangi janjinya untuk melanjutkan dukungan luar biasa untuk mempertahankan perekonomian. The Fed juga mengisyaratkan dampak pandemi Covid-19 akan pulih namun melalui masa-masa yang cukup panjang.
Ukuran stimulus besar dan suku bunga rendah cenderung mendukung emas, yang sering dianggap sebagai lindung nilai dari inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News