Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Beban dari fundamental domestik turut menahan langkah pergerakan rupiah.
Di pasar spot, Rabu (25/1) valuasi rupiah terkikis 0,29% ke level Rp 13.361 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah tergelincir 0,07% di level Rp 13.340 per dollar AS.
Vidi Yuliansyah, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures tekanan negatif pada rupiah datang dari laporan pertumbuhan arus investasi asing di dalam negeri sepanjang kuartal empat 2016 yang mengecil jadi 2,1% dari kuartal sebelumnya yang tumbuh menyentuh 7,8%. Apalagi setelah beberapa hari unggul, wajar rupiah mengalami koreksi terbatas.
“Tapi kalau berkaca dari kondisi global, peluang rupiah menguat lagi pada Kamis (26/1) masih ada,” tebak Vidi. Ia menilai, sajian data ekonomi AS yang mixed belum akan banyak membantu pergerakan USD. Memang dilaporkan indeks manufaktur Richmond AS Desember 2016 tumbuh dari 8 ke level 12. Namun di sisi lain penjualan rumah di AS merosot dari 5,65 juta menjadi 5,49 juta. Sehingga masih terjadi tarik menarik pada pergerakan the greenback.
Nantinya pergerakan akan menjadi jelas jika data GDP AS kuartal empat sudah rilis dan itu baru akan terasa di akhir pekan.
Untuk jangka pendek ini dinilai pergerakan rupiah masih akan cenderung sempit. “Dari sisi domestik meski minim dukungan tapi hitungannya masih stabil jadi masih bisa jadi daya tahan berikutnya,” papar Vidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News