Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) secara global belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Alhasil, nilai tukar rupiah masih berpotensi tertekan.
Rabu (28/9), kurs rupiah spot melemah 0,94% ke Rp 15.267 per dolar AS. Sedangkan kurs rupiah Jisdor melemah 0,58% ke Rp 15.243 per dolar AS pada perdagangan kemarin.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menilai, pelemahan nilai tukar rupiah akibat tekanan eksternal masih sangat tinggi. Tekanan terutama berasal dari pesimisme investor terhadap risiko resesi ekonomi global dan pengetatan kebijakan moneter dari bank sentral global seperti Federal Reserve yang menaikkan suku bunganya secara agresif beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Dolar AS Menguat, Simak Strategi Pembiayaan Utang Kemenkeu
Kondisi ini menimbulkan capital flight ke aset berdenominasi dolar AS. Alhasil, the greenback menguat signifikan terhadap mata uang global. Hal ini juga dicerminkan oleh indeks dolar yang terus menunjukkan tren kenaikan.
"Dalam jangka pendek, kami memperkirakan rupiah masih akan melemah ke kisaran Rp 15.200 per dolar AS-Rp 15.300 per dolar AS," ujar dia kepada Kontan.co.id, Rabu (28/9). Saat ini faktor The Fed yang masih hawkish dan risiko stagflasi global masih akan membayangi pergerakan rupiah.
Baca Juga: Rupiah Anjlok, Ekonom: Dampaknya Bebani Utang Luar Negeri
Senada, analis DCFX Futures Lukman Leong memperkirakan rupiah berpotensi melemah pada perdagangan Kamis (29/9). Rupiah dan mata uang berisiko lain turun tajam oleh penguatan kurs dolar AS setelah pernyataan hawkish dari gubernur Federal Reserve Minneapolis.
Kemudian, imbal hasil obligasi AS 10 tahun kembali mencapai rekor tertingi sejak Oktober 2008 dan menyentuh 4%. "Pelaku pasar juga mengantisipasi data inflasi PCE AS pada hari Jumat yang diperkirakan akan kembali meningkat," kata Lukman.
Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak pada rentang Rp 15.175 per dolar AS-Rp 15.375 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News