kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Telkom Indonesia (TLKM) Alokasikan Capex Sekitar Rp 40 Triliun untuk 2022


Jumat, 27 Mei 2022 / 20:41 WIB
Telkom Indonesia (TLKM) Alokasikan Capex Sekitar Rp 40 Triliun untuk 2022
ILUSTRASI. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom)


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 40 triliun untuk tahun 2022. Jumlah tersebut sesuai dengan acuan capex yang Telkom buat, yakni 25% dari target pendapatan Telkom tahun ini.

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi mengatakan, capex tersebut akan digunakan untuk mengembangkan digital connectivity, digital platform, dan digital service di induk perusahaan maupun entitas anak. Contohnya adalah pengembangan data center dan penguatan kapabilitas cloud. 

Per kuartal I-2022, serapan capex Telkom baru sekitar Rp 6 triliun atau 16% dari total. "Serapan capexnya masih rendah karena pada kuartal I-2022, kami masih melakukan  perencanaan komprehensif terhadap capex yang akan kami spend selama setahun berjalan," kata Heri dalam acara konferensi pers Telkom secara virtual, Jumat (27/5).

Heri berharap, akselerasi dapat terjadi mulai kuartal II-2022. Dengan begitu, Telkom dapat menyelesaikan seluruh rencana pengembangannya hingga kuartal IV tahun ini.

Baca Juga: Telkom Indonesia (TLKM) Akan Bagi Dividen Rp 14,86 Triliun dari Laba Tahun 2021

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menambahkan, pada tahun 2022, perusahaan sudah menyelesaikan perbaikan fundamental di Telkom Group. Saat ini, Telkom tengah fokus berinvestasi untuk masa depan serta menyiapkan berbagai mesin pertumbuhan ke depannya untuk bertransformasi menjadi digital telco.

Hal tersebut diwujudkan melalui lima strategi Telkom (disebut Five Bold Moves) yang terdiri dari unlocking bisnis data center. unlocking bisnis menara telekomunikasi, percepatan bisnis digital secara terstruktur melalui pembentukan Digital Company (DigiCo), penguatan bisnis B2B IT Services, dan menginisiasi integrasi bisnis broadband (fixed mobile convergence alias FMC).

Telkom menyadari semua hal tersebut membutuhkan dana investasi dan tidak semuanya bisa dilakukan oleh perusahaan. 
"Oleh sebab itu, sebagian dari laba yang ditahan akan kami gunakan untuk kebutuhan tersebut. Kami juga membuka kemitraan, baik perusahaan di Indonesia maupun pemain global. Ada beberapa kemitraan yang akan kami realisasikan segera," ungkap Ririek.

Yang tak kalah penting, Telkom juga akan tetap berinvestasi di perusahaan-perusahaan rintisan (startup) yang sudah dimilikinya. Telkom maupun entitas anaknya akan memperbesar potensi sinergi serta peluang baru dengan para startup tersebut.

Direktur Strategic Portofolio Telkom Budi Setyawan Wijaya mengatakan, investasi Telkom di startup dilakukan dengan sangat selektif. Telkom tidak hanya melihat dari segi valuasi serta potensi capital gain, melainkan juga dari potensi sinergi.

 

Menurut Budi, secara keseluruhan, investasi Telkom di startup menunjukkan hasil yang bagus. Value multiple investasi Telkom di startup sudah 1,6 kali sehingga cukup menguntungkan. Besaran realized gain sekitar Rp 140 miliar dengan unrealized gain jauh lebih besar. Sementara itu, value sinergy yang didapat dari Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) dan MDI Ventures sudah lebih dari sekitar Rp 500 miliar.

"Kami akan tetap investasi ke sana dengan catatan yang selektif sesuai dengan kebutuhan ekosistem yang kami kembangkan dengan memanfaatkan ekosistem yang ada di Telkom Group, BUMN, dan lainnya," ucap Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×