Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Rumor panas sedang bertiup kepada dua emiten telekomunikasi. Kabar yang beredar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) sedang menjajaki proses penggabungan unit usaha Flexi dan Esia, dua operator telepon berbasis code division multiple access (CDMA).
Belum jelas target waktu pelaksanaan merger serta bentuk merger tersebut. "Keduanya sedang membicarakannya," kata si peniup rumor yang mengklaim mendapat informasi dari kalangan dalam TLKM tersebut, kemarin.
Sumber tadi juga berkata, penggabungan usaha ini untuk mengurangi beban biaya operasional Flexi dan Esia. Sebab, setiap operator telepon berbasis CDMA bisa efisien beroperasi jika memiliki pelanggan 25 juta.
Hingga akhir tahun nanti, Flexi mungkin akan menggaet sekitar 13 juta pelanggan, sementara Esia memiliki sekitar 10 juta pelanggan. Jadi, jumlah pelanggan hasil merger ini menjadi 23 juta.
Kabarnya, BTEL ingin menjadi pemegang saham mayoritas di perusahaan hasil merger tadi. Dan bisa jadi pula, nama Flexi dan BTEL akan melebur menjadi nama baru. "Kemungkinan BTEL 51%, sisanya TLKM," imbuhnya.
M. Danny Buldansyah, Wakil Direktur Utama BTEL membantah kabar tersebut. "Saya tidak tahu, di tingkat manajemen tidak ada pembicaraan, mungkin pada jajaran pemegang saham," kilahnya.
Sementara Sudiro Asno, Direktur Keuangan TLKM memberi penjelasan seperti ini, "Saya belum tahu, kemungkinan memang ada dalam kajian".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News