kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Telkom Bakal Percepat Program Buyback Saham


Jumat, 19 September 2008 / 23:11 WIB
ILUSTRASI. TAJUK - Sandy Baskoro


Reporter: Nuria Bonita | Editor: Test Test

JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) tak ingin melewatkan kesempatan yang ada di hadapannya. Perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini berniat mempercepat pelaksanaan program pembelian kembali atau buyback saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebab, mereka ingin memanfaatkan momentum penurunan harga saham beberapa pekan terakhir.

Asal tahu saja, sejak tanggal 29 Agustus lalu, harga saham Telkom terus melorot, dari Rp 8.000 per saham menuju harga terendah sepanjang tahun ini, yaitu Rp 6.250 per saham, pada 15 September lalu. Berarti, harga saham TelkomĀ  telah melorot 21,87%. Sedangkan pada penutupan perdagangan di BEI kemarin, harga saham Telkom menguat 2,99% menjadi Rp 6.900 per saham. Jika dihitung-hitung, sepanjang tiga pekan terakhir, harga saham perusahaan pelat merah ini sudah terpangkas 13,75%.

Harga saham Telkom merosot lantaran terseret krisis pasar keuangan global sejak awal bulan ini. Nah, lantaran melihat kondisi ini, Presiden Direktur Telkom Rinaldi Firmansyah membuka kemungkinan untuk mempercepat aksi buyback Telkom. "Sebenarnya, kami masih memiliki waktu 18 bulan sejak Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 20 Juni lalu," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dalam RUPSLB itu, para pemegang saham Telkom menyetujui Program Buyback Tahap III sebanyak maksimal 339,44 juta saham. Berdasarkan data terakhir yang disampaikan Telkom pada 21 Agustus lalu, mereka telah membeli 51,87 juta saham atau 15,3% dari total rencana buyback dari pasar. Rinaldi bilang, Telkom sudah menghabiskan dana sekitar Rp 300 miliar untuk membeli saham tersebut. Jumlah itu baru 10% dari total anggaran buyback sebesar Rp 3 triliun. "Jika memungkinkan, ini bisa kami percepat," katanya.

Sekedar mengingatkan, tujuan Telkom menggelar buyback adalah untuk meningkatkan laba bersih per saham atau earning per share (EPS). Telkom menghitung, lewat program ini, EPS tahun ini tumbuh 17,8%. Sedangkan tanpa program buyback, Telkom memperkirakan, EPS mereka hanya akan tumbuh 16,8% dari angka tahun lalu yang sebesar Rp 644,08 per saham. Sebelumnya, Telkom juga telah merampungkan dua tahap program buyback dan berhasil memborong 426 juta saham dari pasar.

Analis BNI Securities Akhmad Nurcahyadi menduga, program buyback Telkom juga bertujuan membangun citra perusahaan di mata para investor, sekaligus menjaga likuiditas saham. Menurutnya, jika Telkom jadi mempercepat buyback, hal itu juga bisa menahan kejatuhan harga sahamnya sekaligus memulihkan kondisi pasar modal. Maklum, saat ini, Telkom memiliki nilai kapitalisasi pasar terbesar di BEI.

Selain soal buyback, Rinaldi bilang, Telkom juga siap membayar dividen sekitar 55% dari laba bersih sepanjang tahun ini, seperti permintaan pemerintah selaku pemegang saham pengendali. Bahkan, mungkin, Telkom juga akan memberikan dividen ekstra tahun ini jika laba bersih mereka sesuai perkiraan pemerintah, yakni sebesar Rp 12 triliun. Sebagai catatan, pada tahun ini, Telkom juga telah membagikan dividen sebesar 55% dari laba bersih tahun lalu.

Sebagai tambahan informasi, Telkom juga baru saja membuat perjanjian untuk mengembangkan layanan televisi berlangganan via internet atau Internet Protocol Television (IPTV). Telkom telah menggandeng PCCW International asal Hong Kong. "Kemungkinan, operasionalnya mulai tahun depan," ujar Rinaldi. Untuk mengembangkan bisnis barunya ini, Telkom memanfaatkan anak perusahaannya, yakni PT Indonusa Telemedia atau Telkomvision.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×