Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Nilai tukar rupiah kian merosot di hadapan USD. Minimnya katalis positif dari eksternal dan internal diprediksi masih akan menggerus valuasi mata uang garuda.
Di pasar spot, Kamis (6/8), rupiah melemah 0,10% ke Rp 13.529 dibandingkan hari sebelumnya. Serupa, kurs tengah rupiah Bank Indonesia melorot 0,08% menjadi Rp 13.529.
Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Tresuri Bank BNI, menjelaskan, tekanan datang dari data ISM Manufacture AS Juni 2015 yang naik ke level tertinggi selama 2015 di 60,3, dari bulan sebelumnya 56,0.
“Cukup menjaga USD mengungguli rupiah,” kata Trian.
Selain itu, pasar juga sedang menaruh perhatian besar kepada AS. Setelah pejabat The Fed negara bagian Atlanta, Dennis Lockhart menyatakan potensi kenaikan bunga The Fed September 2015 nanti terbuka lebar.
Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menduga, rupiah Jumat (7/8) akan kembali tersungkur. “Jika nantinya data non farm payroll AS di atas 200.000 dan tingkat pengangguran di 5%,” kata Christian.
Hari ini, ia memprediksi rupiah di Rp 13.500– Rp 13.600. Prediksi Trian rupiah rebound di Rp 13.490–Rp 13.540.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News