Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Rupiah cenderung tertekan sepekan ini. Di pasar spot sampai dengan Jumat (21/6), pasangan USD/IDR ditutup menguat tajam 1,38% menjadi 10.011 dibanding pekan sebelumnya. Kurs tengah dollar Amerika Serikat (AS) di Bank Indonesia (BI) menguat 0,75% menjadi 9.960.
Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mengatakan, tekanan besar terhadap rupiah disebabkan oleh derasnya arus modal keluar yang terjadi akhir-akhir ini. Defisit transaksi berjalan Indonesia turut memberati kurs rupiah. Dari sisi global, pernyataan Federal Reserve, tentang kemungkinan pengurangan stimulus moneter pada tahun ini menguatkan dollar AS.
David Sumual, Kepala Ekonom BCA mengatakan, sepekan ini sebenarnya pelemahan rupiah dibatasi oleh keputusan DPR yang menyetujui pengurangan subsidi BBM dan kepastian kenaikan harga BBM.
David memperkirakan, sepekan ke depan rupiah cenderung bergerak konsolidasi di kisaran 9.920-10.050. Albertus memprediksi, pelemahan rupiah akan berlanjut pekan depan. Tekanan dari pernyataan The Fed yang diimbangi oleh intervensi BI, akan membuat rupiah melemah terbatas di kisaran 9.875-10.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News