kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.470   -9,22   -0,12%
  • KOMPAS100 1.154   0,14   0,01%
  • LQ45 915   1,41   0,15%
  • ISSI 226   -0,75   -0,33%
  • IDX30 472   1,48   0,31%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,97   0,69%
  • IDXQ30 158   0,51   0,33%

Tekanan diprediksi mereda, berikut instrumen investasi pilihan MAMI di tahun depan


Kamis, 13 Desember 2018 / 21:24 WIB
Tekanan diprediksi mereda, berikut instrumen investasi pilihan MAMI di tahun depan
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah dihantam berbagai sentimen negatif sepanjang tahun 2018, investor sudah mulai bisa bernapas lega mengingat tekanan di 2019 nanti berpotensi mereda. Investor pun perlu memilah lagi instrumen investasi yang tepat di tahun depan.

Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan mengatakan, instrumen berbasis saham menawarkan kinerja yang lebih baik di tahun depan ketimbang instrumen investasi lainnya.

Alasannya, valuasi saham-saham terkini sudah cukup menarik. Tekanan kenaikan suku bunga acuan AS juga sudah mulai berkurang sehingga kurs rupiah berpotensi menjadi lebih stabil. Para pelaku pasar pun sudah lebih price in dengan sentimen perang dagang di tahun depan. “Tahun depan merupakan masa normalisasi bagi pasar keuangan,” katanya ketika ditemui Kontan.co.id, Kamis (13/12).

Kehadiran agenda pilpres pada bulan April 2019 nanti dinilai tidak terlalu mengganggu kondisi pasar saham dalam negeri. Bahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu mengalami tren bullish ketika memasuki tahun poltik.

MAMI pun memproyeksikan, IHSG di tahun depan bisa berada di kisaran 6.900—7.100. Adapun sektor saham pilihan MAMI dan bisa menjadi acuan bagi investor di tahun depan karena valuasinya menarik diantaranya sektor perbankan, consumer discreationary, dan telekomunikasi.

“Walau belum menjadi andalan, sektor konstruksi masih kami pantau karena berpotensi meningkat kinerjanya di tahun politik. Begitu juga dengan sektor properti yang berpotensi tumbuh setelah pemilu,” kata Katarina.

Di luar saham, Katarina juga berpendapat bahwa obligasi dan pasar uang dapat menjadi pilihan alternatif bagi para investor di tahun depan. Utamanya bagi investor yang cenderung konservatif dan masih ingin menunggu kepastian agenda politik. Setelah pemilu usai, investor seperti ini sudah bisa mencoba kembali instrumen yang lebih berisiko seperti saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×