kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

TBLA tak berani pasang target kinerja tinggi


Rabu, 12 Juni 2013 / 19:20 WIB
TBLA tak berani pasang target kinerja tinggi
ILUSTRASI. Serapan Program Pemulihan Ekonomi NAsional Klaster UMKM: UMKM pembuatan batako di Ciampea, Bogor, Selasa (13/07). Kata Ekonom Terkait Alokasi Anggaran PEN pada Tahun 2022


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Jelang penutupan tengah tahun, harga komoditas sawit belum menunjukan tanda-tanda perbaikan. Hal ini menyebabkan emiten perkebunan tidak berani memasang target tinggi untuk kinerja sepanjang tahun ini.

PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), misalnya. Produsen kelapa sawit ini hanya menargetkan kenaikan penjualan sebesar 5% menjadi Rp 4 triliun. Adapun realisasi penjualan sepanjang 2012 lalu sebesar Rp 3,8 triliun.

Sementara, dari segi bottom line, TBLA menargetkan laba bersihnya tahun ini mencapai Rp 300 miliar. Angka ini naik 23,96% dibanding realisasi tahun lalu yaitu Rp 242 miliar.

"Memang target kami hanya naik tipis. Jika ada kenaikan cukup tinggi, itu juga karena produk gula kami," jelas Sudarmo Tasmin, Deputi Presiden Direktur TBLA, Rabu (12/6).

Asal tahu saja, TBLA memang tengah berupaya untuk menggenjot produksi gulanya. Bahkan, TBLA sudah mengalokasikan duit Rp 93 miliar untuk ekspansi unit bisnis gula, termasuk untuk pembangunan pabrik dan perluasan lahan yang sebelumnya 2.500 hektare menjadi 18.000 hektare.

Rencananya, pabrik ini bakal mulai beroperasi pada awal semester II tahun ini. Adapun target kapasitas produksinya 600.000 ton per tahun.

Meski demikian, TBLA juga masih fokus pada produk yang berhubungan dengan sawit. Tahun ini, TBLA masih mengandalkan penjualan dari crude palm oil (CPO) dan minyak goreng.

"Kami berharap, penjualan CPO dapat memberikan kontribusi sebesar 31% atau sekitar Rp 1,24 triliun. Sedangkan untuk minyak goreng ditargetkan dapat menyumbang sebesar 29% atau sekitar Rp 1,16 triliun untuk target pendapatan tahun ini. Sementara, sisanya akan dihasilkan dari penjualan Palm Kernel Oil (PKO), Tebu dan Palm Stearin," jelas Sudarmo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×