Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan mengakuisisi menara telekomunikasi lagi. TBIG sudah mengajukan penawaran secara resmi untuk mengakuisisi menara milik anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), yaitu PT Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel).
Herman Setya Budi, Direktur Utama TBIG menuturkan, proposal itu telah dimasukkan pada awal bulan ini. TBIG telah menunjuk PT UBS Securities Indonesia sebagai konsultan finansialnya. Ada beberapa opsi yang bakal diambil untuk mengakuisisi Mitratel.
TBIG, misalnya, berencana melakukan backdoor listing untuk Mitratel ataupun penggabungan usaha (merger). "Yang jelas, kami memasukkan penawaran yang pantas dan sesuai dan kami berharap bisa terpilih. Namun semuanya akan tergantung kepada penilaian TLKM sebagai induk usaha Mitratel saat ini," kata Herman.
Mitratel adalah anak usaha TLKM yang bergerak di bisnis penyediaan menara dengan nilai aset Rp 3 triliun. Dalam rangka fokus ke bisnis inti dan menaikkan value, Mitratel direncanakan akan dilepas ke investor strategis atau dibawa ke bursa saham melalui initial public offering (IPO) pada tahun ini.
TLKM juga sudah menunjuk Barclays Capital untuk menangani hajatan ini. Per 2012, pendapatan Mitratel Rp 1,6 triliun dan laba bersih sebesar Rp 305,007 miliar
Melihat prospek bisnis TBIG yang cukup moncer, pemegang saham TBIG yakniGrup Saratoga berencana menambah kepemilikan saham. Caranya dengan mengakuisisi 5% saham TBIG milik PT Indosat Tbk (ISAT).
"Sebagai perusahaan investasi, kami tentu tertarik (menawar) jika Indosat mau jual," kata Edwin Soeryadjaja, Chairman Grup Saratoga, Kamis (18/7). Beberapa waktu lalu, Alexander Rusli, Presiden Direktur Indosat memberikan sinyal akan melego kepemilikan 5% saham di TBIG.
Indosat menggenggam saham TBIG sebagai efek dari transaksi jual beli yang dilakukan keduanya. Juli 2012, ISAT melepas 2.500 menara ke TBIG US$ 519 juta. Indosat mendapat pembayaran tunai US$ 406 juta dan pembayaran ditangguhkan US$ 113 juta.
Indosat juga mendapat 239,83 juta saham setara 5% saham TBIG sebagai pembayaran transaksi menara. Namun, penjualan saham TBIG baru bisa mulai di Agustus 2013, selesainya periode wajib menahan saham (lock-up).
Menurut Rusli, Indosat akan menunggu hingga harga saham TBIG menarik dijual. Indosat merasa penjualan saham TBIG tak terlalu mendesak karena masih memiliki dana untuk operasional.
Edwin mengaku, belum menawar secara resmi pada Indosat. Jika jadi membeli 5% saham, maka Saratoga melalui anak usahanya, PT Saratoga Infrastructure bisa menguasai 17,64% saham TBIG. Harga saham TBIG, kemarin, naik 1,98% ke Rp 5.150 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News