Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Express Trasindo Utama Tbk (TAXI) mulai merencanakan ekspansi di tahun depan. Salah satu ekspansi yang akan dilakukan adalah meremajakan armada taksi.
David Santoso, Direktur Keuangan TAXI, mengatakan, perusahaan berencana meremajakan 500 armada taksi yang telah jatuh tempo untuk diganti mobil berbasis mobil keluarga atau multipurpose vehicle (MPV). "Saat ini kami memiliki sekitar 10.000 armada taksi dan tahun depan kami akan meremajakan 500 armada untuk diganti menjadi MPV," ujar dia kepada KONTAN, Rabu (24/12).
Pergantian jenis mobil itu lantaran mengacu pada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang memungkinkan para perusahaan jasa taksi menggunakan mobil MPV sebagai armada taksi. Maklum, mobil yang biasa digunakan sebagai armada taksi adalah mobil bertipe sedan. "Kami sebenarnya sudah lama menggunakan mobil MPV ini sebagai armada taksi di Jawa Tengah, Padang dan yang lain," jelas David. TAXI menganggarkan belanja modal
Rp 100 miliar.
Analis Reliance Securities, Pieter Djatmiko mengatakan, pergantian jenis armada itu tak akan berpengaruh signifikan. "Efeknya tidak jauh berbeda dengan menggunakan sedan," kata dia. Tak hanya itu, ia memproyeksikan, tahun depan ekspansi yang dilakukan TAXI juga tak akan ekspansif seperti tahun ini.
Pasalnya, dana capital expenditure (capex) TAXI di tahun depan terlampau lebih kecil dibandingkan tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya. TAXI menerbitkan obligasi di tahun ini Rp 1 triliun berbunga 12,25% per tahun. "Hampir semua hasil obligasi itu untuk capex tahun ini," papar Pieter.
Sehingga dia berasumsi, TAXI akan membutuhkan pinjaman lain untuk biaya ekspansi tahun depan Rp 700 miliar. Dana capex untuk mencapai target armada di tahun depan sebanyak 15.000 unit.
Taksi premium
Pieter mencatat, mayoritas pendapatan TAXI masih berasal dari taksi reguler, yakni 80%-90%. Meski demikian TAXI juga mengembangkan bisnis taksi premium melalui Express Tiara. Sepanjang tahun ini, TAXI telah mendatangkan 300 unit armada anyar bermerek BMW, Mercedes Benz Viano, Nissan Elgrand dan Toyota Alphard.
Pieter menilai, tambahan pendapatan dari ekspansi taksi premium belum akan terlihat di tahun depan. "Lagipula tarif taksi premium lebih mahal dibandingkan taksi reguler," ujar dia.
Analis Bahana Securities, Agustinus Reza Kirana dalam riset 19 Desember 2014 menuliskan, tarif Express naik 21%-50%. Hal tersebut berdasarkan keputusan pemerintah dan Organisasi Transportasi Darat (Organda). "Kami memperkirakan, kenaikan tersebut akan menghasilkan utilitas yang rendah bagi perusahaan," tulis dia.
Utilitas Express akan turun dari 71% di tahun ini menjadi 70% di tahun 2015-2016. Sebab, kompetisi makin ketat.
Apalagi, pesaing utama TAXI, PT Blue Bird Tbk (BIRD) menurunkan tarif ke level lebih rendah. Baik Agustinus dan Pieter menilai, ini menjadi tantangan tambahan bagi bisnis TAXI ke depan. Pasalnya, Blue Bird masih menjadi market leader dengan jumlah armada dua kali lipat lebih banyak dibandingkan TAXI. "Ditambah brand Blue Bird lebih kuat," ujar Pieter.
Namun, ekspansi TAXI tetap dapat meningkatkan pendapatan perusahaan sekaligus market share. Hingga kini, market share TAXI 10%-15%.
Pieter memperkirakan, tahun depan pendapatan TAXI bisa mencapai Rp 1,04 triliun atau naik 20% dari estimasi tahun ini Rp 872,54 miliar. Sedangkan laba bersih TAXI bisa meningkat 19,3% di 2015 dari target tahun ini Rp 137,62 miliar jadi Rp 164,2 miliar.
Agustinus menghitung, tahun ini pendapatan TAXI mencapai Rp 848 miliar dan tahun depan Rp 958 miliar. Sementara laba bersih bisa mencapai Rp 229 miliar di tahun ini dan tahun depan menjadi Rp 238 miliar.
Pieter merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.660. Sementara Agustinus menyarankan reduce untuk TAXI di harga Rp 1.100. Analis JP Morgan Aditya Srinath, merekomendasikan overweight di Rp 1.600. Rabu (24/12), harga TAXI stagnan di Rp 1.170 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News