Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Manajer investasi mencari cara baru demi mendongkrak dana kelolaan reksadana. PT Panin Asset Management, misalnya, menawarkan program bundling produk reksadana dengan asuransi. Untuk program ini, Panin bekerjasama dengan PT Avrist Assurance.
Presiden Direktur Panin Asset Management Winston Sual bilang, program Smart Investment Protection Plan (SIPP) tersebut menggunakan sistem autodebet investasi. "Autodebet bisa dilakukan melalui bank-bank yang bekerja sama dengan Panin Asset Management seperti Bank Panin, BCA, dan CIMB Niaga," ujar Winston, Rabu (30/1).
Head of Operation and Business Development Panin Asset Management, Rudiyanto mengatakan, Panin menawarkan tiga paket investasi. Pertama, paket platinum dengan pilihan investasi autodebet Rp 10 juta, Rp 5 juta, Rp 2,5 juta, dan Rp 1 juta per bulan dengan masa investasi delapan tahun.
Kedua, paket gold dengan investasi Rp 10 juta, Rp 5 juta, Rp 2,5 juta, Rp 1 juta, dan Rp 500.00 per bulan dengan masa investasi lima tahun. Ketiga, paket silver dengan pilihan investasi Rp 250.000 - Rp 10 juta per bulan dengan masa investasi tiga tahun.
Manfaat asuransi yang diterima nasabah berupa kelanjutan pembayaran program investasi berkala dari pemegang unit penyertaan. "Asuransi diberikan apabila nasabah mengalami kematian, cacat total atau cacat sebagian sehingga tidak dapat lagi melanjutkan program investasinya," kata Rudiyanto.
Untuk mengikuti program ini, investor bisa masuk ke produk-produk reksadana Panin yang sudah ada, baik itu reksadana saham, campuran, dan pendapatan tetap.
Meski mirip produk unitlink keluaran perusahaan asuransi, kata Rudiyanto, program SIPP memiliki kelebihan. Investor bisa menarik investasi atau redemption kapan saja tanpa kena penalti dan pajak.
Untuk masuk ke produk ini, investor dikenai fee atau biaya pembelian 2% dari nilai investasi. Biaya 2% ini yang kemudian masuk untuk premi asuransi. Investor juga dikenakan biaya transaksi 2% dan biaya autodebet 1% per transaksi.
Panin akan menawarkan SIPP hingga akhir Maret dan menargetkan penambahan dana kelolaan Rp 2 miliar - Rp 3 miliar per bulan. "Setelah Maret, program ini akan kami evaluasi," kata Rudiyanto.
Direktur Panin Asset Management Ridwan Soetedja memprediksi, program ini bisa menopang target dana kelolaan. Panin menargetkan pertumbuhan dana kelolaan 30% menjadi Rp 13,5 triliun.
BNI Asset Management sudah lebih dahulu meluncurkan produk serupa bernama BNI AM Terencana pada Mei 2012. BNI bekerjasama dengan Sun Life Financial Indonesia.
Direktur Infovesta Utama Parto Kawito menilai, produk ini memiliki keunggulan dibanding unitlink. Dengan program bundling ini, investor bisa membayar premi lebih murah. "Investor tak perlu membayar premi mahal," kata Parto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News