kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tawaran kupon tinggi obligasi korporasi


Kamis, 04 Juli 2013 / 08:09 WIB
Tawaran kupon tinggi obligasi korporasi
ILUSTRASI. Tempe Boleh Dikonsumsi Kucing, Tapi Ketahui Dulu Syaratnya


Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Risiko inflasi tinggi di paruh kedua 2013 membuat investor meminta keuntungan tinggi, termasuk dalam penerbitan obligasi korporasi. Gejala ini tampak dari besaran kupon sejumlah obligasi korporasi yang terbit di pertengahan tahun ini.

PT MNC Capital Indonesia Tbk, ambil contoh, menawarkan obligasi berkelanjutan tahap I 2013 senilai Rp 300 miliar dengan kupon sebesar 12% per tahun. Kupon ini di batas atas indikasi kupon yang ditawarkan sebelumnya sebesar 11%–12% per tahun.

Gara-gara permintaan yield tinggi itu pula PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sampai menurunkan target nominal penerbitan obligasi bertajuk Obligasi Berkelanjutan I PLN Tahap I Tahun 2013 dari Rp 2,5 triliun menjadi Rp 879 miliar.

Kupon obligasi PLN seri A dengan tenor tujuh tahun sebesar Rp 182 miliar akhirnya ditetapkan sebesar 8%, lebih tinggi dari kisaran awal antara 7,25%–8,25%. Sementara, kupon obligasi PLN seri B bertenor 10 tahun sebesar Rp 697 miliar, menjanjikan kupon 8,25%, lagi-lagi lebih tinggi dari penawaran 7,45%–8,45%.

PLN juga menawarkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I PLN Tahap I Tahun 2013 sebanyak Rp 500 miliar. Namun, realisasi penerbitan sukuk hanya Rp 121 miliar. Sukuk ijarah PLN yang berdurasi tujuh tahun ditawarkan dengan cicilan imbalan berkisar antara Rp 72,5 juta sampai Rp 82,5 juta per Rp 1 miliar per tahun. Hingga akhir masa penawaran awal, PLN menetapkan cicilan imbalan sebesar Rp 80 juta per 1 miliar per tahun. “PLN tidak jadi menerbitkan Rp 2,5 triliun karena tidak menginginkan bayar bunga terlalu tinggi,” ujar Direktur Keuangan PLN, Setio Anggoro Dewo, kemarin.

Kupon obligasi PT Garuda Indonesia Tbk juga ditetapkan di batas atas penawaran. Semula Garuda menawarkan kupon untuk obligasi senilai Rp 2 triliun (8,25%–9,25%). Namun, akhirnya kupon obligasi bertenor lima tahun itu ditetapkan 9,25%. Begitu pula dengan PT Permodalan Nasional Mandiri (PNM) yang menawarkan kupon antara 8,25%–9,25% untuk obligasi II PNM Tahun 2013 sebesar Rp 1 triliun. Surat utang berdurasi lima tahun ini akhirnya berselimut kupon 9,20% per tahun.

Kupon di batas atas juga diberikan PT Intiland Development Tbk. Obligasi PT Intiland Development I Tahun 2013 ini ditawarkan sebanyak-banyaknya Rp 500 miliar dalam dua seri. Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland bilang, obligasi seri A tenor 3 tahun diterbitkan sebanyak Rp 346 miliar. Dari indikasi kupon di 9%–9,75% akhirnya ditetapkan di batas atas 9,75%. Untuk seri B dengan tenor lima tahun sebanyak Rp 154 miliar, dari indikasi kupon sekitar 9,25%-10%, ditetapkan 10%.

Head of fixed income research PT Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto mengatakan, kecenderungan investor meminta kupon tinggi obligasi korporasi karena mengacu kenaikan yield surat utang negara (SUN) antara 1%–1,5%. "Perusahaan sedang butuh pendanaan," ujar Handy.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×