Reporter: Namira Daufina | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Tawaran arisan berantai berbalut investasi masih terus menjamur di masyarakat. Keinginan mendulang keuntungan ganda disinyalir jadi penyebabnya.
Terbaru, tawaran datang dari www.pahalaprofit.com. Achmad Afandi, pendiri PahalaProfit menuturkan, keuntungan yang ditawarkan oleh sistemnya terbagi atas dua, yakni keuntungan pasif dan aktif. Untuk mulai bergabung seorang calon anggota harus menyetor biaya investasi mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 2 juta dengan variasi paket mulai dari VIP hingga Platinum.
“Keuntungan pasifnya pun beragam sesuai paket yang dipilih, yakni 1% - 4% secara harian,” tutur Achmad, kepada KONTAN akhir pekan lalu (7/1).
Sehingga, dalam sebulan, peserta bisa mendulang keuntungan 30% - 120%. Namun, apabila sang anggota aktif mengajak dan mencari anggota baru, keuntungan yang didapat pun berkali lipat.
Sebagai gambaran, per orang baru yang berhasil diajak, sang anggota akan mendapat 7% dari nilai investasi yang ditanamkan sang anggota baru. Bola keuntungan masih terus menggelinding, jika anggota di jaringan sudah berpasangan kiri dan kanan atau mengajak dua orang, anggota akan mendapat keuntungan sebesar Rp 10.000 per pasangan.
Komunitas ini sendiri sudah berjalan sejak pertengahan Desember 2015 dan berpusat di Madiun, Jawa Timur. “Saya kembangkan dan rekrut anggota sendiri, saat ini masih kecil baru berjumlah 12 orang,” ujar Achmad. Karena masih kecil, anggota yang bergabung semuanya masih merupakan anggota pasif yang menerima keuntungan harian.
Ditanyai alur perputaran uang investasi di PahalaProfit, menurut Achmad semua uang yang masuk akan digunakan untuk proses trading di pasar keuangan. Tentunya dengan masih mudanya umur institusi ini, sebaiknya masyarakat lebih waspada.
“Perlu diingat bahwa investasi itu menggunakan suku bunga yang kemarin, bergerak berdasarkan past performance bukan future performance,” kata Risza Bambang, Perencana Keuangan One Shildt Financial Planning.
Kalau baru berdiri dan sudah menjanjikan keuntungan tinggi, kata Riza, peserta arisan harus melihat tawaran itu mengacu pada historis apa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News