Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pemerintah berencana memangkas tarif jalan tol sebesar 10% hingga 25% di Hari Raya Idul Fitri. Diskon tarif itu akan berlaku mulai tujuh hari sebelum (H-7) hingga tujuh hari setelah (H+7) Idul Fitri.
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sebagai operator jalan tol tentu akan terkena dampak kebijakan ini. Marwan Halim, analis UOB Kay Hian, memperkirakan, pemotongan tarif akan menurunkan laba bersih JSMR tahun ini sebesar 0,8%, menjadi Rp 1,5 triliun. Perkiraan ini berdasarkan beberapa asumsi, antara lain rata-rata tarif dipotong 20% di semua ruas, pemotongan tarif hanya berlaku selama Lebaran dan tak ada pemotongan kembali tahun ini. Marwan juga mengasumsikan, tidak ada peningkatan trafik kendaraan saat pemotongan tarif.
Marwan khawatir, pemangkasan tarif tol tersebut akan menurunkan kepercayaan investor, baik pada pembangunan jalan tol secara fisik maupun investasi saham JSMR.
Mengacu aturan main, tarif beberapa ruas jalan tol akan naik di semester II 2015. JSMR akan menaikkan tarif di 13 dari total 18 ruas tol. Emiten ini memperkirakan kenaikan tarif sekitar 12%.
Di kuartal pertama tahun ini, pendapatan jalan tol JSMR mencapai Rp 1,6 triliun. Jumlah ini masih sejalan dengan proyeksi Marwan, lebih tepatnya mewakili 23% dari proyeksi sepanjang 2015 senilai Rp 7,2 triliun.
Tahun ini, JSMR mengoperasikan empat ruas baru, yakni jalan tol Gempol - Rembang sepanjang 13,9 kilometer (km), Krian-Mojokerto 18,5 km, Gempol-Pandaan 13,6 km serta Tj Morawa-Kualanamu 17,8 km. Dengan tambahan empat ruas itu, JSMR akan mengoperasikan 639,6 km ruas jalanĀ tol per akhir 2015.
Marwan merekomendasikan buy JSMR dengan target Rp 7.960 per saham. Harga JSMR kemarin naik 1,8%, menjadi Rp 5.650 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News