Reporter: Rizki Caturini, Amailia Putri Hasniawati | Editor: Edy Can
JAKARTA. Para pemegang saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) perlu bersabar. Emiten telekomunikasi itu perlu berjuang keras untuk terhindar dari rapor merah di tahun ini.
FREN telah berusaha meningkatkan pendapatan dengan menggenjot jumlah pelanggan di lini bisnis layanan data. FREN menargetkan kontribusi dari bisnis layanan data bisa meningkat menjadi 65% di tahun ini, dari 35% di tahun lalu.
Djoko Tata Ibrahim, Deputi Chief Executive Officer FREN, menuturkan, kenaikan jumlah pelanggan data bisa meningkatkan pendapatan hingga Rp 2 triliun di 2012. Target itu naik hingga lebih dari 100% dibandingkan pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp 954,33 miliar.
Sekadar informasi, saat ini pengguna jasa layanan data FREN tercatat sebanyak 1,8 juta pelanggan. FREN menargetkan bisa menambah pelanggan sekitar 2 juta hingga akhir tahun. Itu berarti, FREN menargetkan perolehan pelanggan menjadi sebanyak 3,8 juta pada tahun ini.
Djoko memprediksi, beban usaha yang menjadi tanggungan FREN di tahun ini tidak berbeda dengan tahun lalu. "Tapi kerugian diperkirakan akan menyusut," tutur dia.
Tahun lalu, perusahaan halo-halo milik Sinarmas ini menderita kerugian sebesar Rp 2,4 triliun. Satu penyebabnya adalah lonjakan pada beban usaha yang mencapai 155%. Tercatat beban usaha FREN sepanjang tahun lalu sebesar Rp 3,17 triliun.
Selama kuartal I 2012, perseroan membukukan kerugian sebesar Rp 533,43 miliar. Angka itu naik jika dibandingkan dengan kerugian di periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar Rp 281,04 miliar. Membengkaknya beban usaha dari Rp 629,67 miliar jadi Rp 739,13 miliar merupakan penyebab utama rugi bersih FREN meningkat.
Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management, mengatakan, pemegang saham FREN membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melihat rapor kinerja FREN menjadi biru.
Para pemegang saham FREN akan memberi apresiasi jika manajemen FREN membuktikan mampu mengurangi kerugian di masa mendatang. "Tapi jika rugi bersih FREN di tahun ini naik, investor makin tak tertarik memiliki FREN," kata Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News