Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Target penerbitan obligasi negara tahun ini yang hampir terwujud membuat pemerintah tak lagi memasang target indikatif tinggi-tinggi pada lelang Surat Utang Negara (SUN) Selasa (25/10) pekan depan.
Dalam lelang kali ini, target indikatifnya hanya Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun. Dalam lelang sebelumnya, targetnya mencapai Rp 12 triliun–Rp 18 triliun. Pemerintah menawarkan lima seri SUN pada lelang pekan depan.
Pertama, seri SPN12170804 dengan imbalan diskonto yang akan jatuh tempo pada 4 Agustus 2017 nanti. Kedua, FR0059 berkupon 7% dengan tenggat waktu hingga 15 Mei 2027 mendatang. Ketiga, FR0073 dengan kupon 8,75% yang bakal kedaluwarsa 15 Mei 2031.
Keempat, FR0072 dengan kupon 8,25% yang akan jatuh tempo pada 15 Mei 2036. Kelima, FR0067 dengan kupon 8,75% jatuh tempo 15 Februari 2044.
Desmon Silitonga, Analis PT Capital Asset Management bilang, wajar jika pemerintah mengecilkan target lelang obligasi negara. Sebab, target penerbitan surat berharga negara (SBN) tahun ini hampir tercapai. Per 18 Oktober lalu, penerbitan SBN mencapai Rp 597,88 triliun atau 91,36% dari target Rp 654,42 triliun.
"Pemerintah melihat kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) cukup berhasil sehingga menambah pendapatan negara," ujar Desmon.
Sehingga, peran penerbitan SBN untuk menutupi defisit anggaran kian berkurang. Tambah lagi, dalam kurun dua bulan terakhir, jumlah penawaran dalam lelang obligasi negara kian mengecil.
Secara month to date, investor asing di SBN mencatat net sell Rp 10,09 triliun. Guna menahan koreksi harga SUN, pemerintah membatasi pasokan di pasar perdana.
Harapannya, investor yang butuh obligasi negara bisa berburu melalui pasar sekunder. Desmon memproyeksikan, lelang SUN pekan depan mencetak penawaran Rp 20 triliun–Rp 25 triliun. Katalis positif dari penurunan BI 7-day repo rate menjadi 4,75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
