kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.860   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.723   44,05   0,66%
  • KOMPAS100 968   3,45   0,36%
  • LQ45 754   3,69   0,49%
  • ISSI 213   0,95   0,45%
  • IDX30 391   1,55   0,40%
  • IDXHIDIV20 471   3,02   0,64%
  • IDX80 110   0,24   0,22%
  • IDXV30 115   -0,16   -0,14%
  • IDXQ30 128   0,78   0,61%

Target Lelang Sukuk Bakal Lebih Rendah


Kamis, 04 Maret 2010 / 07:01 WIB
Target Lelang Sukuk Bakal Lebih Rendah


Reporter: Dyah Megasari | Editor: Test Test

JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada bulan lalu boleh saja tidak sukses. Namun, pemerintah tak kapok menggelar hajatan serupa. Rencananya, Selasa (9/3) pekan depan, pemerintah akan melelang empat seri sukuk. Kali ini, pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 1 triliun. Angka tersebut lebih rendah ketimbang target lelang surat utang negara pada umumnya.


Fatati Sriwahyuni, Kepala Sub Direktorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Berharga Syariah, bilang, target lelang sukuk ini memang berbeda dengan lelang SUN pada umumnya. "Penyerapan likuiditas melalui lelang sukuk ini pasti akan lebih kecil dari lelang SUN," ujarnya, kemarin.


Menurutnya, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Departemen Keuangan tengah memikirkan cara lain dalam menggalang likuiditas melalui instrumen tersebut. "Kami sedang merancang cara selain lelang, perizinannya dalam proses di tingkat Menteri Keuangan," ujarnya.


Dalam lelang pekan depan, pemerintah akan memberikan imbal hasil (yield) sebesar 9,25% untuk seri IFR0003 (reopening), 9% untuk IFR0005 (reopening), dan 10,25% untuk IFR0007 (reopening). Adapun untuk seri baru IFR0006 akan diberikan imbalan tetap (fixed rate).


Sekadar mengingatkan, pada lelang sebelumnya, pemerintah menawarkan empat seri sukuk yang sama. Namun, waktu itu investor meminta imbalan terlalu tinggi. "Sehingga, pemerintah tak memenangkan penawaran saat itu," ujar Direktur Pembiayaan Syariah DJPU, Dahlan Siamat, kemarin (3/3).


Heru Helbianto, Vice Presiden Head Of Debt and Capital Market NC Securities, melihat, kali ini pemerintah berupaya mempertegas imbalan yang ditawarkan dalam lelang. "Ini langkah yang tepat karena pemerintah tidak mau disetir oleh investor," ujarnya.
Hal tersebut juga akan mempermudah peserta lelang mengajukan penawarannya. Ia memperkirakan, lelang sukuk pekan depan bakal mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed).


Kepemilikan asing di SUN bertambah


Sementara, pada Selasa (2/3) lalu, pemerintah baru saja melelang tiga seri SUN dan berhasil menyerap dana Rp 5,8 triliun. Pasca lelang tersebut, kepemilikan asing di SUN naik dari Rp 120,81 triliun jadi Rp 121,54 triliun. Artinya, dalam dua hari porsi asing naik Rp 730 miliar.


Sukartono, Head of Debt Capital Market BNI Securities, menilai minat asing untuk memburu SUN masih sangat tinggi. "Selisih bunga maupun imbal hasil yang diberikan masih sangat menarik jika dibandingkan dengan SUN benchmark milik Amerika Serikat (AS)," ujarnya.


Selain itu, pasar percaya BI rate masih akan bertahan. "BI rate yang tidak berubah menunjukkan bahwa lelang SUN selalu kebanjiran peminat," ujar Heru. Namun, minat investor asing di SUN juga bisa surut kalau penyelesaian kasus Bank Century berlarut-larut. "Kalau pemerintah bingung menentukan kebijakan, lambat laun investor akan mempertimbangkan investasinya," pungkas Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×