kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Target laba bersih Mayora Rp 800 miliar


Jumat, 08 Februari 2013 / 06:56 WIB
Target laba bersih Mayora Rp 800 miliar
ILUSTRASI. Tanaman hias merupakan cara mudah untuk menciptakan rumah sustainable dan ramah lingkungan.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Ekspansi PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan menambah kapasitas produksi dan memperluas pasar ekspor di tahun ini akan membuahkan hasil. Mayora menargetkan bisa meraih pendapatan Rp 12 triliun di 2013. Naik 4,71% dari target tahun 2012 Rp 11,46 triliun.

Sementara itu, laba bersih Mayora pun diharapkan meningkat menjadi Rp 800 miliar atau naik 26,98% dari perkiraan laba bersih Rp 630 miliar di tahun 2012.

Yuni Gunawan, Sekretaris Perusahaan Mayora mengatakan, MYOR akan melakukan banyak promosi produk baru. "Dari sisi penjualan memang tidak terlalu banyak pertumbuhannya, namun laba bersih kami ditargetkan meningkat signifikan karena terus adanya efisiensi pendanaan," kata dia, Kamis (7/2).

Mayora juga siap mengucurkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar. Seluruh dana capex itu akan digunakan untuk pembangunan pabrik biskuit di Tangerang dan menambah kapasitas pabrik lainnya.

Strategi peningkatan produk ini penting dilakukan, mengingat saingan bisnis Mayora cukup banyak. Dengan adanya pabrik baru itu, Mayora ingin menambah kapasitas produksi sebesar 30%.

Yuni mengatakan, saat ini permintaan ekspor dari luar negeri cukup besar. Mayora pun melihat peluang ini untuk memperbesar porsi penjualannya ke luar negeri.

Mayora menargetkan, bisa membukukan penjualan ekspor sebesar Rp 4,2 triliun atau mencapai 35% dari target penjualan. Tahun lalu, pangsa ekspor Mayora baru sekitar 25%. "Dari sisi persentase memang tidak besar, namun dari segi penjualan yang dicapai itu cukup tinggi," kata Yuni.

Mayora juga masih memiliki dana kas yang cukup untuk ekspansi. Namun, Yuni mengindikasikan, kalau MYOR juga tengah bernegosiasi dengan beberapa perbankan untuk pinjaman. "Kami masih ada sisa dana obligasi dan kas yang cukup besar," ujar dia.

Mayora telah menerbitkan obligasi dan sukuk sebesar Rp 750 miliar. Utang ini membuat debt to equity ratio Mayora lebih dari satu kali.
Mayora akan menjual produk ke China, Thailand, India, Vietnam, dan Myanmar. Selain itu juga ke negara Timur Tengah, Nigeria. Ini karena sejumlah produk biskuit dan wafer Mayora sudah cukup dikenal di Nigeria.

Mayora juga akan menggandeng distributor luar negeri. "Kami sudah membicarakan untuk menggandeng distributor, seperti di Nigeria, dan kemungkinan membuka kantor cabang," papar Yuni. Sayang, dia belum mau bilang nilai target akuisisi ini.

Mayora juga tengah menghadapi kenaikan harga bahan pokok dan upah minimum regional yang dapat memberatkan beban Mayora. Menurut Yuni, akan menyiasati hal dengan meningkatkan harga jual produk. Kemarin, harga MYOR naik 1,98% ke Rp 20.650 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×