kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tantangan bagi harga CPO belum berakhir


Minggu, 26 Oktober 2014 / 19:09 WIB
Tantangan bagi harga CPO belum berakhir


Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga CPO menunjukkan kenaikan terbatas pada penutupan akhir pekan lalu. Keringnya cuaca yang mensinyalkan tanda-tanda El Nino dapat mendorong kenaikan CPO.

Mengutip Bloomberg, Jumat (24/10) kontrak pengiriman CPO bulan Januari 2015 di Malaysia Derivatives Exchange (MDE) berada di level RM 2.181 per metrik ton. Harga naik 0,5% dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan, CPO naik 1,5%.

David Streit, co-founder Commodity Weather Group LLC di Bethesda, Maryland mengatakan, kekeringan yang terjadi saat ini dapat mengekang produksi sawit, dimana sawit membutuhkan sekitar 150 milimeter sampai 200 milimeter curah hujan bulanan. Produksi minyak sawit di Indonesia sempat turun 7,1% pada saat berlangsungnya El Nino tahun 1997-1998.

"Dalam satu bulan terakhir, curah hujan di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Jawa di bawah normal. Diharapkan hujan akan turun dalam dua minggu ke depan," ujar Streit kepada Bloomberg.

Sementara curah hujan di Sumatera Utara dan Malaysia telah mendekati normal. Sumatera dan Malaysia Timur merupakan daerah pengahasil kelapa sawit. Produksi Indonesia dan Malaysia mewakili 86% pasokan dunia.

Zulfirman Basir, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, CPO diuntungkan karena meredanya kekhawatiran melimpahnya suplai kedelai. Buruknya cuaca di Brazil, wilayah basis produksi kedelai, mengakibatkan terganggunya produksi komoditas substitusi CPO tersebut. Hal ini sedikit memberikan sentimen positif terhadap harga CPO.

"Data manufaktur Zona Eropa dan China yang dirilis positif juga mengerek harga CPO. Meski demikian, pelaku pasar masih cemas akan kondisi ekonomi global. Hal ini menahan laju CPO lebih jauh," jelas Firman.

Indeks manufaktur PMI China bulan Oktober mencatatkan angka 50,4. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 50,2. Indeks manufaktur PMI Jerman bulan Oktober sebesar 51,8. Ini juga melampaui estimasi sebesar 49,6. Sementara indeks manufaktur PMI Zona Eropa membukukan angka 50,7. Angka tersebut lebih tinggi dari prediksi sebesar 50,0. Secara umum, lanjut Firman, permintaan CPO masih rapuh. Oleh karena itu, kenaikan CPO relatif terbatas.

Firman menduga harga CPO sepekan mendatang berkisar antara RM 2.100-2.250 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×