Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) belum berniat memacu pengembangan bisnis hulu, perkebunan karet. Even Go, Sekretaris Perusahaan MASA, mengatakan, hanya berniat menanam lahan karet seluas 50 hektare (ha) di tahun 2014.
Nilai investasi yang dikucurkan sekitar US$ 6 juta. "Level risiko menanam karet, kan lebih tinggi. Kami harus mengukur juga agar ekonomis mengingat karet baru bisa menghasilkan lima-enam tahun sejak penanaman," terang Even, beberapa waktu lalu.
Strategi tersebut menyebabkan pengembangan karet MASA sangat lambat. Bayangkan, sejak April 2012 hingga saat ini, MASA baru menanami 150 ha lahan karet. Padahal, luas lahan karet yang dimiliki MASA 127.000 ha, tersebar di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
Kebun karet milik MASA dikelola oleh beberapa anak usahanya yang bergerak di bidang pengusahaan pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI). Anak usaha tesebut, antara lain, PT Multistrada Agro International (MAI), PT Meranti Laksana (MLA), PT Meranti Lestari (MLI), PT Mitra Jaya Nusaindah (MJN), dan PT Sylvaduta (SDC).
Sejatinya, pencapaian itu tidak sesuai rencana awal pengembangan karet yang telah ditetapkan di tahun 2011. Waktu, itu MASA berencana menanami 5.000 ha lahan di tahun 2011-2013.
MASA, bahkan, menargetkan lahan tersebut bisa memproduksi 4.500-6.000 ton karet setelah lima tahun ditanami. MASA sudah mengalokasikan Rp 397,93 miliar atau 26% dari dana rights issue pada 2011 untuk perkebunan karet.
Selain itu, MASA pernah berencana membangun pabrik pengolahan karet berkapasitas 24.000 ton per tahun. Namun, hingga kini, rencana tersebut belum terealisasi.
Pengembangan perkebunan karet tersebut untuk memenuhi kebutuhan bahan baku ban MASA. Saban tahun, MASA membutuhkan 20.000-24.000 ton karet untuk menopang produksi ban 10 juta-15 juta unit per tahun.
Selama ini, MASA harus membeli karet dari pemasok lokal untuk menopang produksi. Masalahnya, pasokan karet dari pemasok luar sering tidak stabil dan kualitasnya tidak seragam. Kendati begitu, MASA tidak menutup kemungkinan menjual produksi karet dari perkebunan miliknya. Akhir Mei 2014, sempat beredar kabar MASA sepakat memasok karet ke perusahaan sepatu asal Serbia, Tigar, mulai tahun ini.
Nebojsa Djenadic, General Manager Tigar, seperti dikutip Bloomberg (21/5), bilang, perusahaan ini akan membeli 100 ton karet per bulan dari MASA untuk bahan baku pembuatan sepatu. Namun Even mengatakan, MASA belum menjalin kesepakatan dengan perusahaan manapun terkait jual beli karet. "Perkebunan karet kami belum mencapai skala produksi, tidak mungkin bisa memasok karet ke perusahaan lain," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News