Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) merambah bisnis minuman non alkohol. ICBP menggandeng Asahi Group Holdings Southeast Asia Pte Ltd membentuk usaha baru.
Keduanya membentuk dua anak usaha baru. Pertama, menangani produksi minuman, di mana Asahi memegang 51% saham. Kedua, usaha distribusi, ICBP mayoritas.
Asahi merupakan anak usaha Asahi Group Holdings Ltd dari Jepang yang memproduksi minuman. Beberapa merek minuman yang diproduksi Asahi adalah Mitsuya Cider, Wonda dan Bireleys.
Mengutip laporan riset Octavius Oky Prakarsa, analis Mandiri Sekuritas, pembentukan unit usaha, akan menjaga pertumbuhan bisnis ICBP, saat laju bisnis mie instan tak lagi kencang. Berdasarkan Euromonitor, rata-rata pertumbuhan disetahunkan (CAGR) industri minuman non-alkohol dunia selama 2008–2011 adalah 13%.
Oky memperkirakan merek yang akan diproduksi unit usaha baru ICBP adalah merek Asahi yang terkenal, seperti Pepsi Cos, Calpico, atau Schweppes. Namun, Oky belum bisa menghitung dampak kerjasama itu. Maklumlah, proses pembentukan bisa berlangsung satu-dua tahun.
Marjin besar
Mitchel Jauwanto, analis Ciptadana Securities, membenarkan masih sulit menimbang dampak ekspansi terhadap prospek ICBP. “Bisa kasih potensi upside buat saham ke depan,” indikasi dia.
Ivan Chamdani, analis Trimegah Securities, mengatakan ekspansi itu berpotensi mempertebal laba bersih. Dia bilang, minuman non-alkohol ini bisa memberikan marjin operasional 15% - 20%.
Ivan pun yakin lini bisnis baru ini akan memberi kontribusi positif pada ICBP. Merek dagang Asahi yang kuat ditambah sistem distribusi ICBP akan membentuk pondasi bisnis yang kokoh.
Pertumbuhan bisnis mie instan, yang selama ini merupakan tulang punggung ICBP, mulai pelan. Mitchel bilang, pasar mie instan sudah sangat matang, hingga potensi pertumbuhan hanya single digit.
Namun segmen bisnis ICBP yang lain, seperti produk susu, masih bisa bertumbuh. Apalagi, saat ini ICBP terus menambah investasi di segmen ini.
Di kuartal ketiga tahun ini, anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk itu, akan menaikkan kapasitas produksi susu kental sebesar 30%. Selain itu, kapasitas produksi susu cair juga sudah meningkat 50% di kuartal II.
Harga bahan baku whole milk powder (WMP) dan skim milk powder (SMP) yang menurun juga menguntungkan bagi ICBP. Harga rata-rata bahan baku dua produk itu turun 9,2% menjadi US$ 3,019 per ton pada Agustus 2012. Padahal harga rata-rata tahun 2010 di US$ 3,324 per ton.
Ivan memperkirakan segmen produk susu di tahun ini akan menyumbang 19% terhadap total pendapatan yang diperkirakan mencapai Rp 22,1 triliun. Sementara kontribusi segmen ini terhadap operating margin ICBP sebesar 13%. Ivan perkirakan laba bersih ICBP tahun ini mencapai Rp 2,7 triliun dengan net margin 10,7%.
Ketiga analis menyarankan beli untuk saham ICBP. Ivan dan Mitchel memasang target harga Rp 7.500 per saham. Sedang target harga Oky adalah Rp 7.300 per saham. Harga ICBP, Senin (1/10), naik 1% menjadi Rp 6.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News