Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sepekan sebelumnya berhasil berkinerja positif, pekan ini rupiah justru keok. Merujuk Bloomberg, dalam sepekan terakhir, rupiah harus melemah tipis sebesar 0,26% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Namun pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (8/5), rupiah berhasil menguat ke level Rp 14.920 per dolar AS. Level tersebut menguat 0,50% jika dibandingkan hari sebelumnya yang berada di level Rp 14.995 per dolar AS.
Berdasarkan pergerakan kurs tengah Bank Indonesia (BI), mata uang Garuda justru mengalami penguatan. Dalam sepekan terakhir, kurs tengah BI menguat 0,98% ke level Rp 15.009 per dolar AS. Level tersebut juga menguat 0,78% jika dibandingkan hari sebelumnya.
Baca Juga: Cadangan devisa meningkat, Indonesia harus tetap waspada pembalikan modal
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyebut, rupiah sempat tertekan pada perdagangan awal pekan ini. Dia menyebut, munculnya ketegangan antara AS dan China terkait tuduhan AS bahwa China menjadi pihak yang bertanggung jawab atas persebaran virus corona jadi faktor penghambat kinerja rupiah pekan ini.
“Namun memasuki akhir pekan, ada berita baik yang mengatakan masing-masing perwakilan AS-China akhirnya tetap akan menjalankan kesepakatan dagang fase pertama. Ini jadi salah satu faktor yang menahan laju pelemahan rupiah tidak terlalu parah pada pekan ini,” jelas Faisyal ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/5).
Baca Juga: Cadev tersokong utang jumbo pemerintah
Sementara itu Kepala Ekonom BCA David Sumual menerangkan pada pekan ini kinerja rupiah menjadi cukup bagus seiring pengumuman cadangan devisa yang naiknya cukup tinggi hingga US$ 129 miliar.
“Selain itu, ada tambahan dari government bonds US$ 43 miliar tambahan dana dari dalam negeri ini jadi buat rupiah lebih stabil dalam sepekan ini di rentang Rp 15.000-an,” terang David.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News