Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Bursa Asia -tak termasuk bursa Jepang- mengalami tekanan di awal pekan ini (9/11). Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.52 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific -tak termasuk Indeks Jepang- turun 0,7% menjadi 420,57.
Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,6%, indeks S&P NZX 50 Selandia Baru naik 0,1%, dan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 1,4%.
Berbeda dengan rekan-rekan sejawatnya, indeks Topix Jepang melaju kencang sebesar 1,4%. Pendorongnya adalah pelemahan yen terhadap dollar AS. Kondisi ini memberikan pengaruh positif terhadap emiten-emiten yang berbasis ekspor di Negeri Sakura itu.
Ada beberapa penyebab yang disinyalir membuat bursa Asia memerah. Salah satunya, data tenaga kerja AS yang positif sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya kenaikan suku bunga AS pada Desember.
Selain itu, data menunjukkan, tingkat ekspor China mencatatkan penurunan untuk bulan keempat.
"Data tenaga kerja AS yang membaik pada Oktober mendukung potensi kenaikan suku bunga acuan pada Desember. The Fed sepertinya tidak akan mengambil aksi gegabah yang mengancam pertumbuhan ekonomi global. Dan hal ini akan membantu proses pemulihan ekonomi global," papar Shane Oliver, strategist AMP Capital Investors Ltd di Sydney.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News