kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Syailendra Capital proyeksikan IHSG akan menyentuh level 6.900 pada akhir tahun


Senin, 29 Maret 2021 / 19:24 WIB
Syailendra Capital proyeksikan IHSG akan menyentuh level 6.900 pada akhir tahun
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Didorong pemulihan ekonomi pada tahun ini, industri reksadana diperkirakan akan kembali tumbuh. Sementara kelas aset saham, diprediksi akan menjadi instrumen investasi dengan kinerja paling optimal pada tahun 2021.

Presiden Direktur Syailendra Capital Fajar R Hidajat mengatakan tahun ini pertumbuhan industri reksadana akan kembali mulai normal. Ia memperkirakan, pertumbuhan industri reksadana pada tahun ini akan berada di kisaran 5%-10%. 

Menurutnya, jenis reksadana yang berpotensi tumbuh paling optimal adalah, reksadana saham, reksadana indeks, reksadana pendapatan tetap, lalu reksadana pasar uang.

“Saham akan menjadi kelas aset yang berkinerja paling baik dan akan jadi incaran para investor. Kami melihat potensi upside-nya masih cukup besar, Syailendra memperkirakan pada akhir tahun IHSG akan berada di level 6.900,” kata Fajar kepada Kontan.co.id, Senin (29/3).

Bahkan, Fajar menyebut IHSG pada level tertingginya bisa saja bergerak ke level 7.000 - 7.200. Ia memproyeksikan level ini justru akan terjadi pada kuartal III-2021, sebelum akhirnya perlahan terkoreksi dan bergerak ke arah 6.900 pada akhir tahun. 

Baca Juga: IHSG diprediksi melanjutkan pelemahan pada Selasa (30/3)

Menurutnya, pada kuartal III-2021, pergerakan pasar saham juga akan mengalami perubahan.

Ia menjelaskan, sejauh ini pasar saham masih digerakan oleh sentimen maupun berita saja. Sehingga, ketika ada sentimen positif, maka pasar akan menguat, begitu pun sebaliknya. 

Namun, memasuki semester II-2021, pasar lebih akan didorong oleh fundamental saham-saham.

“Kinerja emiten sebenarnya sejauh ini belum bisa dinilai, karena laporan keuangan full year 2020 ataupun kuartal I-2021 masih sangat dipengaruhi pandemi dan masa transisi. Tapi, untuk laporan keuangan kuartal II-2021, baru terlihat hasil dari konsistensi strategi masing-masing perusahaan dalam menyiasati dampak pandemi,” jelas Fajar.

Pada saat inilah, para investor baru akan melihat valuasi saham-saham. Apakah sudah sesuai dengan kinerjanya atau justru tidak. 

Oleh karena itu, Fajar meyakini pergerakan pasar akan lebih didorong oleh fundamental perusahaan, ketimbang sentimen-sentimen di pasar. Belum lagi, pada periode kuartal II hingga III-2021, akan banyak perusahaan besar yang melakukan initial public offering (IPO).

Dengan pertimbangan tersebut, Fajar meyakini puncak pergerakan pasar saham akan ada di periode kuartal III-2021. Ia juga menyebut, momen koreksi yang terjadi saat ini adalah momen tepat untuk kembali masuk ke pasar saham.

“Ke depan, sepertinya sudah minim sentimen negatif yang berpotensi membuat IHSG kembali turun. Misalkan, vaksinasi, walaupun jumlahnya tidak sesuai dengan target awal, atau prosesnya molor, tetap saja vaksinasi kan tetap jalan. Sehingga dampak negatifnya tidak akan terlalu besar,” pungkas Fajar.

Selanjutnya: IHSG melemah 0,46% ke 6.166 di perdagangan Senin (29/3), asing beli BBRI, BBNI, TLKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×