kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Swap saham Mitratel mengambang


Senin, 19 Mei 2014 / 09:11 WIB
Swap saham Mitratel mengambang
ILUSTRASI. Terminal batubara?PT RMK Energy Tbk (RMKE).


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rencana PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk bermitra dengan investor strategis dalam mengelola bisnis menara masih mengambang.

Belum jelas kapan BUMN telekomunikasi ini akan memutuskan siapa calon mitranya. Padahal, sebelumnya ditargetkan, kuartal I-2014 ini keputusan sudah dibuat.

Alhasil, muncul spekulasi bahwa rencana itu batal dilakukan. Namun, Honesti Basyir, Direktur Keuangan TLKM membantah hal tersebut.

"Kami belum pernah bilang batal," tuturnya belum lama ini.

Menurut dia, saat ini pihaknya sedang memilah calon mitra yang terbaik. Secara implisit, ia mengindikasikan, keputusan akan diambil selesai pemilihan umum (pemilu) presiden berlangsung.

Honesti hanya memastikan, perseroan ingin memberikan nilai tambah bagi bisnis menara yang dimilikinya. Seperti diketahui, TLKM ingin membesarkan bisnis menara di bawah PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).

Opsinya, perseroan akan menggelar penawaran umum perdana saham (IPO) atau bermitra dengan investor strategis. Pada November 2013, manajemen telah mengerucutkan pilihan untuk bermitra dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) atau PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

TLKM berniat melepas 49% saham Mitratel yang kemudian ditukar dengan saham kedua perusahaan itu. Belum ada angka pasti mengenai swap saham dan nilai transaksi itu. Sebagai gambaran, hingga kuartal I-2014, jumlah aset sebelum eliminasi Mitratel tercatat sebesar Rp 7,83 triliun.

Belum tahu apakah rencana swap tersebut masih menjadi prioritas TLKM atau tidak. Ketika dikonfirmasi, salah satu calon mitra, yakni TBIG, mengaku tidak mengetahui bagaimana nasib proposal pinangan yang telah ia kirim.

"Saya belum tahu kelanjutannya, sampai saat ini belum ada kabar," kata Herman Setya Budi, Presiden Direktur TBIG.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×