Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk bermitra dengan investor strategis dalam mengelola bisnis menara masih mengambang.
Belum jelas kapan BUMN telekomunikasi ini akan memutuskan siapa calon mitranya. Padahal, sebelumnya ditargetkan, kuartal I-2014 ini keputusan sudah dibuat.
Alhasil, muncul spekulasi bahwa rencana itu batal dilakukan. Namun, Honesti Basyir, Direktur Keuangan TLKM membantah hal tersebut.
"Kami belum pernah bilang batal," tuturnya belum lama ini.
Menurut dia, saat ini pihaknya sedang memilah calon mitra yang terbaik. Secara implisit, ia mengindikasikan, keputusan akan diambil selesai pemilihan umum (pemilu) presiden berlangsung.
Honesti hanya memastikan, perseroan ingin memberikan nilai tambah bagi bisnis menara yang dimilikinya. Seperti diketahui, TLKM ingin membesarkan bisnis menara di bawah PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).
Opsinya, perseroan akan menggelar penawaran umum perdana saham (IPO) atau bermitra dengan investor strategis. Pada November 2013, manajemen telah mengerucutkan pilihan untuk bermitra dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) atau PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
TLKM berniat melepas 49% saham Mitratel yang kemudian ditukar dengan saham kedua perusahaan itu. Belum ada angka pasti mengenai swap saham dan nilai transaksi itu. Sebagai gambaran, hingga kuartal I-2014, jumlah aset sebelum eliminasi Mitratel tercatat sebesar Rp 7,83 triliun.
Belum tahu apakah rencana swap tersebut masih menjadi prioritas TLKM atau tidak. Ketika dikonfirmasi, salah satu calon mitra, yakni TBIG, mengaku tidak mengetahui bagaimana nasib proposal pinangan yang telah ia kirim.
"Saya belum tahu kelanjutannya, sampai saat ini belum ada kabar," kata Herman Setya Budi, Presiden Direktur TBIG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News