Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Rizki Caturini
JAKARTa. Bisa menikmati hari tua tanpa beban merupakan impian setiap orang. Suwito Haryatno, Direktur Investasi PT Media Nusantara Citra (MNC) Asset Management, menyadari hal itu. Jalan yang ditempuh Suwito untuk menggapai masa tua yang sejahtera adalah disiplin berinvestasi sejak muda.
Menurut pria asal Jawa Tengah ini, memiliki horizon investasi jangka panjang akan lebih menguntungkan. Oleh karena itu, hingga kini, Suwito paling suka instrumen investasi saham yang memberikan return tinggi dalam jangka panjang.
Ia masih ingat betul saat pertama kali mengenal pasar saham. Saat itu, dia masih duduk di bangku kuliah di Universitas Atmajaya. Kebetulan, teman satu kos Suwito aktif bermain saham. Dari situ, ia tertarik mengenal lebih jauh mengenai dunia saham.
Setelah lulus kuliah di jurusan teknik mesin pada tahun 1995, Suwito mulai menjajal berinvestasi di saham. Karena saat itu dana yang ia miliki belum banyak, Suwito menitipkan dananya di rekening sang teman. Kebetulan, saat itu kondisi pasar saham sedang atraktif. Terdorong peluang yang menggiurkan, Suwito semakin getol berinvestasi di instrumen ini.
Namun sayang, beberapa tahun kemudian, kondisi pasar saham memburuk dan Suwito mengalami kerugian yang cukup besar. Apalagi saat itu belum ada sistem online trading yang memudahkan pemantauan harga saham. Akhirnya, dia memutuskan untuk menghentikan kegiatan trading di pasar saham. Ia lantas melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia.
Mengetahui risiko
Dari ilmu di bangku kuliah itu, Suwito semakin memahami cara-cara berinvestasi. Dia pun mengambil pendidikan tambahan dengan kursus pasar modal dan mengurus izin sebagai wakil manajer investasi.
Kerugian di pasar saham sempat membuat Suwito kapok berinvestasi kembali di instrumen itu. Namun, pengetahuan mengenai dunia investasi kembali membuka minatnya menanamkan dana di saham. Kali ini, Suwito mencoba berinvestasi dengan strategi yang lebih terencana.
Saat itu tahun 2007, kondisi pasar saham mulai membaik. Suwito mulai mencari saham-saham berkapitalisasi besar yang memiki peluang pertumbuhan tinggi secara fundamental dan rajin mengoleksi saham-saham di sektor konsumer.
Bedanya, kini Suwito tidak aktif trading lagi. Dia lebih memilih berinvestasi secara aman dengan buy and hold dalam jangka panjang. "Profil risiko saya cenderung moderat," ujar dia.
Hingga kini, sekitar 70% portofolio investasi Suwito berbentuk saham. Sementara dana yang tersisa ditempatkan di deposito. Tujuannnya, menjaga likuiditas.
Karier profesional Suwito pun tak jauh dari dunia pasar modal. Sembari berinvestasi, ia sudah bergabung dengan PT Media Nusantara Citra Tbk. Sebelumnya, perusahaan ini bernama PT Bhakti Investama. Dari situ dia belajar mengelola dana masyarakat yang terkumpul dari produk reksadana.
Waktu yang terbatas, membuat Suwito mempercayakan investasinya di saham dalam jangka panjang. Ia juga sesekali berinvestasi di logam mulia emas jika ada dana tersisa.
Tentang return, Suwito tidak memiliki target. Menurut dia, berinvestasi tidak hanya untuk mengail return tinggi, tetapi memanfaatkan kelebihan dana dengan baik.
Hingga kini, Suwito masih belum berminat beralih berinvestasi ke instrumen lain. Menempatkan sebagian besar portofolio di saham tidak membuatnya takut. "Saya coba-coba ke obligasi negara ritel (ORI) dan emas. Tetapi tidak terlalu serius," ujar dia.
Dia bilang, hal pertama bagi investor pemula adalah berani mencoba. Risiko berinvestasi bisa diminimalkan dengan mengetahui strategi yang tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News