kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Surya Esa Perkasa (ESSA) kini bertumpu pada pabrik amonia


Selasa, 11 Desember 2018 / 18:51 WIB
Surya Esa Perkasa (ESSA) kini bertumpu pada pabrik amonia
Paparan publik PT Surya Esa Perkasa Tbk ESSA


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mendulang pendapatan dari lini bisnis baru yaitu penjualan amonia. Perusahaan berkode saham ESSA ini mulai mengoperasikan pabrik amonia sejak Juli yang lalu.

Sebelumnya melalui PT Panca Amara Utama (PAU), ESSA harus menyiapkan total dana sebesar US$ 800 juta untuk membangun pabrik amonia yang berlokasi di Luwuk Sulawesi Tengah ini.

Sejauh ini produksi dan penjualan amonia mencapai 250.000 ton. "Sisa satu bulan lagi, produksi Desember sekitar 55.000 ton amonia," Vice President Director and CEO ESSA, Vinod Laroya, Selasa (11/12).

Apabila Desember ini ESSA berhasil memproduksi 55.000 ton amonia, artinya sepanjang pertengahan tahun hingga akhir tahun ini ESSA bakal memproduksi 305.000 ton amonia.

Ia memprediksi produksi ammonia untuk tahun depan bisa melebihi 700.000 ton lantaran saat ini utilisasi pabrik mencapai 116%. Oleh karena itu, Vinod Laroya tak menampik jika ke depannya perusahaan ini bakal menambah kapasitas produksi.

Tapi ia belum menjelaskan lebih lanjut mengenai kapan penambahan kapasitas produksi amonia ini. Prakash Bumb, Vice President Finance ESSA menambahkan ESSA tengah melihat opsi yang pas untuk melakukan penambahan kapasitas produksi.

Apabila perusahaan berencana membangun pabrik yang kapasitasnya lebih kecil mungkin dapat memakan waktu sekitar satu hingga dua tahun. Sementara apabila kapasitasnya sama seperti pabrik saat ini bisa membutuhkan waktu hingga lima tahun.

Dalam pembangunan pabrik ammonia ini, ESSA mengutamakan peralatan dan teknologi dengan kualitas tinggi untuk membantu memaksimalkan produksi. "Teknologi dari Amerika, alat-alatnya dari Eropa Jepang, kontraktor dari dalam negeri," ungkap Prakash.

Prakash melanjutkan dengan mulai berjalannya bisnis ammonia perusahaan ini menargetkan kontribusi dari bisnis ammonia sebanyak 75% dari total pendapatan perusahaan.

Sampai tutup tahun 2018, ESSA membidik pendapatan sebanyak US$ 150 juta. Sementara total pendapatan ESSA hingga November sebanyak US$ 125 juta, pada periode yang sama tahun lalu ESSA hanya mencatatkan pendapatan sebanyak US$ 39 juta.

Prakash menambahkan untuk tahun ini pendapatan sebesar US$ 100 juta diperoleh dari penjualan ammonia. Ia belum dapat memproyeksi pendapatan untuk tahun depan lantaran harga ammonia yang bisa berubah sewaktu-waktu. Yang pasti ia berharap agar harga ammonia terus stabil dan cenderung meningkat.

Pada tahun ini ESSA menjual amonia ke Jepang dan Korea. Tahun depan bakal ada market baru seperti Taiwan dan China. Asal tahu saja, ESSA sudah menandatangani perjanjian offtake amonia sampai 2027.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×