kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Surat utang ritel cukup laku di pasar sekunder


Kamis, 08 Oktober 2015 / 18:04 WIB
Surat utang ritel cukup laku di pasar sekunder


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kendati outstanding surat utang ritel lebih rendah ketimbang Surat Utang Negara (SUN), instrumen yang diluncurkan pemerintah ini terbilang ramai ditransaksikan dalam pasar sekunder.

Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), ada empat surat utang ritel yang paling banyak diminati investor di pasar sekunder sepanjang September 2015, baik dari segi volume transaksi maupun frekuensi. Yakni SR-007, SR006, ORI011 dan ORI009.

Menurut analis Sucorinvest Central Gani Ariawan, outstanding surat utang ritel memang lebih kecil ketimbang SUN. Namun, imbal hasil surat utang ritel lebih menarik ketimbang SUN bertenor sama di pasar sekunder.

Senada, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Anil Kumar menjelaskan, menariknya imbal hasil surat utang ritel menjadi salah satu alasan pamor jenis instrumen ini cukup berkilau di pasar sekunder.

Harga SUN seri acuan bertenor lima tahun FR0069 pada Kamis (8/10) tercatat turun 0,21% ketimbang hari sebelumnya menjadi 98,03. Yield instrumen tersebut naik dari semula 8,46% menjadi 8,53%. Seri ini jatuh tempo pada 15 April 2019.

Di saat yang sama, harga sukuk ritel SR-007 tercatat turun 0,05% ketimbang hari sebelumnya menjadi 98,99. Yield instrumen tersebut bertambah dari semula 8,68% menjadi 8,71%. Seri ini jatuh tempo pada 11 Maret 2018.

Sedangkan harga ORI011 naik 0,13% ketimbang hari sebelumnya ke level 100,16. Yield instrumen tersebut menciut dari semula 8,48% menjadi 8,41%. Seri ini jatuh tempo pada 15 Oktober 2017.

Saat harga obligasi terangkat, yield-nya bakal menyusut. Sebaliknya, ketika harga obligasi terkoreksi, yield-nya bakal menggemuk.

“Imbal hasil surat utang ritel tidak terlalu jauh dengan SUN tenor lima tahun. Padahal jatuh temponya lebih pendek ORI011. Ini menjadi daya tarik bagi investor yang menggemari instrumen investasi jangka pendek,” tuturnya.

Selain itu, Anil berpendapat, mayoritas investor surat utang ritel berasal dari dalam negeri sehingga tidak terpapar risiko pergerakan mata uang. Berbeda dengan SUN yang didominasi investor asing. Ada risiko yang harus ditanggung investor saat mengkonversikan kembali hasil transaksi surat utang mereka dari rupiah menjadi dollar Amerika Serikat (AS).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×