kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.779   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.473   -6,24   -0,08%
  • KOMPAS100 1.155   0,64   0,06%
  • LQ45 915   1,60   0,18%
  • ISSI 226   -0,60   -0,26%
  • IDX30 472   1,43   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,50   0,44%
  • IDX80 132   0,24   0,18%
  • IDXV30 140   1,26   0,90%
  • IDXQ30 158   0,58   0,37%

Surat utang Brent Ventura macet


Senin, 19 Mei 2014 / 06:43 WIB
Surat utang Brent Ventura macet
ILUSTRASI. Klepon Cinnamon Roll terasa istimewa dengan rasa & harum pandan yang sangat kuat (Youtube/Devina hermawan)


Reporter: Yuwono Triatmodjo, Cindy Silviana Sukma, Amailia Putri Hasniawati | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Investor produk medium term notes (MTN) alias urat utang jangka menengah milik PT Brent Ventura harus gigit jari. Sejak bulan Maret 2014 lalu, imbal hasil MTN Brent yang biasa dibayarkan saban bulan macet.

Tak hanya kupon, pokok investasi pemegang MTN yang sudah jatuh tempo pun tak bisa dilunasi. Adapun besaran kupon MTN tersebut bervariasi berkisar 10%-14,5%, tergantung kecerdikan negosiasi investor dengan Brent.

Anehnya, produk MTN Brent tidak terdaftar di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Surat utang ini juga tanpa melibatkan campur tangan wali amanat.

Seorang investor yang ditemui KONTAN bertutur, kini, manajemen Brent Ventura menawarkan program restrukturisasi. "Mereka menyatakan akan membayar pokok investasi beserta kupon dengan cara mencicil," bisik sumber KONTAN itu, Senin silam (12/5).

Menurut dia, dana hasil penerbitan MTN ini diinvestasikan pada sejumlah proyek sektor riil, yang dikelola anak usaha Brent Ventura. Berdasarkan informasi yang KONTAN peroleh, Brent Ventura memiliki sekitar empat anak usaha. Pertama, PT Nuansa Tambang Timbar. Perusahaan yang menaungi enam anak usaha tersebut bergerak di bidang tambang dan kontraktor pertambangan.

Kedua, PT Lombok Energi. Di perusahaan ini, Brent memiliki 51% saham. Sisanya dikuasai oleh PT Poser Indonesia. Lombok Energi mengelola bisnis pembangkit tenaga listrik. Salah satu proyeknya adalah pembangkit PLTU di Jeranjang, Kebon Ayu Desa, Nusa Tenggara Barat.

Ketiga, PT Drupadi Agung Lestari (DAL) yang bergerak di bisnis instalasi pengelolaan air. Sejumlah proyek yang ditangani DAL berlokasi di Medan, Banjarmasin, dan Gresik. Keempat, PT Brent Investa Properti (BIP). Sesuai namanya, entitas ini bergerak di bidang pengembangan properti. Proyek properti yang digarap BIP antara lain Brent Mansion Cibubur, Aman Villa Nusa Dua Bali, serta Brent Palma condotel and Residence di bilangan Bintaro, Jakarta Selatan.

Saat dikonfirmasi, pemilik Brent Ventura Yandi Suratna Gondoprawiro menjelaskan, Brent Ventura menawarkan produk MTN  itu pada 2012. Ia mengakui, pembayaran imbal hasil MTN memang macet. "Sekarang sedang direstrukturisasi," terang Yandi kepada  KONTAN, Rabu (14/5). Total outstanding dana investor di produk MTN Bren Ventura ini, menurut versi Yandi, berjumlah sekitar Rp 500 miliar.

Pemilik mayoritas saham di Brent Ventura itu mengaku telah menjaring sekitar 300 nasabah, yang sebagian besar telah setuju menerima program restrukturisasi. Selain akan mencicil dengan jangka waktu 12 bulan, 18, dan 24 bulan, kata Yandi, Brent juga akan memberikan tambahan bonus 5% dari total dana yang harus dicicil.

Cicilan pertama akan mulai dibayarkan Brent pada 30 Mei 2014. Menurut Yandi, pihaknya akan  menjual sejumlah aset yang dimiliki Brent Ventura untuk membayar dana nasabah MTN. Cuma, ia tidak secara detail menyebutkan aset mana yang akan dilego beserta estimasi perolehan dananya.

Yandi bilang, kasus tersebut telah dia jelaskan kepada otoritas pasar modal sejak dua bulan lalu. Ia mengaku sudah menghadap tim di Direktorat Transaksi dan Lembaga Efek (TLE) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Uriep Budhi Prasetyo selaku Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Samsul Hidayat sebagai Direktur Perdagangan dan Kepatuhan  Anggota BEI.

Tapi, Uriep maupun Samsul ogah memberikan penjelasan soal ini. "Saya tidak mau komentar mengenai hal itu," ujar Uriep, Rabu (14/5). Begitu pula dengan Samsul. "Nanti ya, kita ngobrol saja," elak dia.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×