kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suplai meningkat, harga minyak WTI tertekan


Senin, 14 Juli 2014 / 17:02 WIB
Suplai meningkat, harga minyak WTI tertekan
ILUSTRASI. Manfaat toge untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga minyak terkoreksi cukup dalam selama tiga bulan terakhir. Spekulasi timbul pasokan minyak mentah terus meningkat dari Libya, ditambah meredanya kekerasan yang terjadi di Timur tengah, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan harga minyak terkoreksi.

Data Bloomberg memperlihatkan, Senin (14/7) pukul 16.10 WIB, West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Agustus 2014 di New York Mercantile Exchange menurun tipis, 0,34% dibandingkan hari sebelumnya menjadi US$ 100,48 per barel. Harga minyak juga terpangkas 2,94% jika dibandingkan sepekan terakhir. Bahkan harga minyak telah terkoreksi tajam 5,94% dari level tertingginya pada 20 Juni 2014.

Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menjelaskan, harga minyak terus tertekan karena berbagai fundamental. Salah satunya, Libya yang membuka kilang minyaknya sehingga membuat suplai meningkat.

"Suplai meningkat dan harga kembali turun," kata Ariston.

Selain itu, meredanya kekerasan di Irak menjadi sentimen negatif untuk minyak. Artinya, meredanya geopolitik tersebut membuat harga minyak turun karena perjalanan pasokan tidak terganggu.

Secara teknikal, beberapa indikator masih mengindikasi akan terjadinya penurunan lebih lanjut untuk harga minyak. Seperti garis MACD yang berada di area negatif, garis MACD juga dibawah garis sinyal yang mengindikasi masih adanya penurunan lebih lanjut.

Indikator stochastik sudah menunjukkan oversold, RSI di level 30% mengindikasi tekanan turun. Dan harga berada dibawah moving average (MA) 100 dan MA 50, dan harga kini sedang mendekati MA 200. "Semua indikator mengindikasikan  tekanan kebawah atau potensi penurunan," tambahnya.

Ariston memprediksi harga minyak akan bergerak di kisaran US$ US$ 95-100 per barel. Sementara, hingga akhir tahun Ariston menilai harga minyak akan bergerak side ways di dalam range US$ 90-107 per barel. "Dengan catatan jika ada perang geopolitik harga minyak akan kembali melesat, karena menganggu perjalanan pasokan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×