kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Suntikan modal negara mengangkat pamor PTPP


Selasa, 19 Juli 2016 / 08:01 WIB
Suntikan modal negara mengangkat pamor PTPP


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kepastian adanya penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 2,23 triliun mendorong PT PP Tbk (PTPP) menyiapkan perhelatan rights issue dengan target dana Rp 4,41 triliun. PTPP menjual 1,78 miliar saham baru dengan target pelaksanaan paling lambat Oktober 2016.

Para analis menilai ,suntikan dana ini bisa menjadi sentimen positif bagi PTPP. Pasar akan lebih tertarik pada emiten dengan dana likuid yang besar. "Likuiditas bisa menjadi kunci tumbuh kembang perusahaan," kata Lucky Bayu Purnomo, Analis Danareksa Sekuritas kepada KONTAN, Senin (18/7).

Sebenarnya, perseroan ini memiliki kas yang lumayan. Per akhir Maret 2016, kas PTPP mencapai Rp 1,48 triliun. Dengan tambahan suntikan modal, kas PTPP akan membengkak dan ekspansi bisa lebih luas.

Lucky memprediksi, kinerja PTPP masih menarik karena sektor konstruksi dan infrastruktur berjalan seiring dengan kebijakan pemerintah. Di sisi lain, saham PTPP saat ini dalam kondisi jenuh beli. Namun, PMN bisa menjadi salah satu pertimbangan membeli saham PTPP.

"Pada prinsipnya, pasar melihat secara sektoral PTPP ini masih memiliki ruang pertumbuhan," jelas Lucky.

PTPP akan menggunakan suntikan modal dari pemerintah ini untuk menggarap proyek ruas jalan tol yang telah dikuasai dan menyelesaikan pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung. PTPP pun akan mengalokasikan Rp 500 miliar untuk anak usahanya, PT PP Properti Tbk (PPRO).

Lucky menilai, seharusnya dana PMN tersebut hanya untuk PTPP. Sebab PPRO sebenarnya juga memiliki likuiditas yang cukup. Memang, kalau berdasarkan good corporate governance, anak usaha harus memperoleh kontribusi dari induk usahanya.

"Namun, seharusnya PPRO berdiri secara mandiri untuk persoalan fundamental," lanjut Lucky.

Analis Minna Padi Investama, Clement Hardjono mengatakan, selain PMN, tax amnesty bisa menjadi sentimen positif bagi PTPP tahun ini. "Sentimen negatifnya kalau mereka tidak mendapat kontrak baru sesuai target," kata Clement.

PTPP memperkirakan, bisa mengantongi kontrak baru senilai Rp 13,3 triliun pada semester pertama tahun ini. Angka ini setara 43% dari total target sepanjang 2016 senilai Rp 31 triliun. Clement memproyeksikan, pertumbuhan pendapatan PTPP tahun ini bisa mencapai 30%, dengan margin laba bersih 5%.

William Surya Wijaya, analis Asjaya Indosurya Securities menilai, PMN akan positif jika digunakan secara maksimal untuk mengembangkan proyek-proyek PTPP. "PTPP pasti sudah memiliki agenda mau dikemanakan dan mau dipakai apa saja dana tersebut," kata William.

Bob Setiadi, analis Mandiri Sekuritas memperkirakan, PTPP tahun ini bisa mengantongi pendapatan Rp 18,73 triliun dengan laba bersih Rp 910 miliar. Angka ini meningkat ketimbang pendapatan dan laba bersih tahun lalu yang masing-masing Rp 14,22 triliun dan Rp 740,32 miliar.

Bob merekomendasikan beli saham PTPP dengan target harga Rp 4.300 per saham. Lucky menyarankan membeli saham PTPP dengan target harga Rp 4.200 per saham. William dan Clement juga merekomendasikan beli saham PTPP dengan target harga Rp 4.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×