Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen mainan anak-anak PT Sunindo Adipersada Tbk (TOYS) menargetkan pendapatan dan laba bersih yang lebih baik pada 2022 dibanding tahun 2021. Hal ini seiring dengan upaya perusahaan untuk memperluas pasar di 2022.
Direktur Utama Sunindo Adipersada Iwan Tirtha mengatakan, saat ini perusahaan masih terus berupaya untuk memperluas pasar ke wilayah Timur Tengah dan Jepang. "Kami juga masih dalam proses penjajakan untuk masuk ke pasar Afrika," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (16/2).
Pasalnya, porsi penjualan Sunindo ke pasar Asia baru mencakup 2% terhadap total penjualan per September 2021. Sunindo juga belum mencatatkan penjualan ke benua Afrika.
Untuk meningkatkan kinerja 2022, perusahaan juga akan menjalankan strategi customer visit serta pameran-pameran besar untuk meningkatkan brand awareness, baik secara online maupun offline. Sunindo juga berencana memperluas jangkauannya di pasar domestik, salah satunya dengan meningkatkan brand milik perusahaan, yakni OZco melalui penjualan secara online.
Baca Juga: Astra Otoparts (AUTO) Sesuaikan Target Kinerja dengan Industri Otomotif Nasional
Di sisi lain, menurut Iwan, pengiriman produk-produk Sunindo sejauh ini masih menghadapi kendala akibat oleh pandemi Covid-19 yang belum juga mereda. Kendala-kendala yang dimaksud berupa kenaikan cost and freight dan penumpukan kontainer.
"Kondisi ini membuat ketersediaan kontainer menjadi sulit sehingga berdampak pada waktu untuk shipment menjadi lebih lama," ucap Iwan.
Sebagai gambaran, sepanjang sembilan bulan pertama 2021, penjualan Sunindo merosot 35,67% year on year (yoy) menjadi Rp 86,7 miliar dari Rp 134,8 miliar. Sejalan dengan itu, Sunindo membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp 3,3 miliar, berbanding terbalik dari periode sama tahun 2020 yang untung Rp 9,9 miliar.
Penjualan ekspor berkontribusi sebesar 99% terhadap penjualan Sunindo, sementara porsi penjualan lokal hanya 1%. Secara rinci, penjualan Sunindo ke luar negeri terdiri dari Eropa 58%, Amerika Utara dan Kanada 29%, Australia 10%, serta Asia 2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News