Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surat Utang Negara (SUN) menjadi salah satu kelas aset yang mencatatkan kinerja mumpuni sepanjang tahun ini. Hal ini terlihat dari kinerja SUN yang tercermin dari INDOBEX Government Total Return tercatat tumbuh 14,77% secara year to date (ytd).
Dari sekian banyak SUN yang ditransaksikan sepanjang tahun ini, Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf mengatakan, seri-seri benchmark masih menjadi favorit para investor. Dimas menyebut, seri yang paling banyak ditransaksikan adalah seri benchmark tenor 10 tahun.
Sementara untuk seri-seri benchmark dengan tenor pendek, disebut Dimas lebih banyak ditransaksikan selama paruh pertama tahun 2020.
Memasuki paruh kedua tahun ini, seri benchmark tenor panjang menjadi seri yang paling banyak ditransaksikan oleh para investor.
Baca Juga: Pemerintah akan lelang 7 seri SUN dengan target indikatif Rp 52,5 triliun pekan depan
“Seri benchmark lebih banyak ditransaksikan mengingat secara valuasi, SUN masih memiliki valuasi yang menarik dibandingkan peers Indonesia sehingga tentunya yang diincar benchmark terlebih dahulu,” ujar Dimas kepada Kontan.co.id, Rabu (30/12).
Menyambut tahun depan, Dimas menilai seri benchmark kemungkinan masih akan tetap menjadi incaran para investor. Hanya saja, ia melihat seri non-benchmark justru akan mengalami peningkatan transaksi.
Hal ini dikarenakan, secara valuasi seri benchmark sudah semakin mahal, sehingga investor akan melirik seri-seri non-benchmark. Proyeksinya, seri non-benchmark dengan tenor menengah akan jadi yang diincar oleh investor.
“Upside harga SUN pada 2021 masih terbuka walau tidak selebar tahun 2020 disaat SUN Indonesia masih sangat undervalued, sehingga mungkin valuasi seri benchmark mulai akan dinilai cukup mahal,” tambah Dimas.
Baca Juga: Begini strategi investasi obligasi untuk tahun depan
Sementara itu, Head Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha menilai, tahun depan SUN masih akan punya prospek yang menarik. Ia memperkirakan, yield SUN masih akan bergerak turun pada 2021. Proyeksinya, yield SUN seri benchmark 10 tahun bisa turun ke kisaran 5,5% - 5,75%.
“Dari segi risiko, SUN ini kan bisa dibilang bebas risiko, jadi strategi investasinya mungkin bisa menempatkan sekitar 70-75% ke SUN. Lalu investor bisa pilih durasi 10 - 20 tahun sebagai pilihan yang paling ideal. Hal ini karena semakin panjang durasi, maka apresiasi harganya juga akan semakin tinggi,” pungkas Yudha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News