Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali menjual Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel secara online (e-SBN), yaitu instrumen Green Sukuk Ritel–Sukuk Tabungan (ST) seri ST008. Pemerintah menetapkan kupon 4,80% dengan jenis kupon mengambang atau floating with floor, dengan tingkat imbalan acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) untuk ST008.
Berdasarkan rilis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Kamis (28/10), masa penawaran dari ST008 dibuka pada 1 November 2021 sampai 17 November 2021.
Minimal pemesanan ST008 ini senilai Rp 1 juta dengan maksimal pemesanan sebesar Rp 1 miliar. SBSN ritel dengan akad wakalah ini mempunyai aset dasar Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek APBN tahun 2021, termasuk green asset.
Baca Juga: Kupon ST008 dinilai tetap menarik
SBSN ritel ini tidak dapat diperdagangkan, kepemilikannya tidak dapat dialihkan, dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo kecuali pada periode early redemption.
Untuk periode pembayaran pertama, yang akan dibayar pada tanggal 10 Desember 2021-10 Februari 2022, berlaku kupon sebesar 4,80%, dengan rincian BI7DRRR pada saat penetapan sebesar 3,50% ditambah spread yang ditetapkan sebesar 130 bps.
Spread 130 bps ini akan tetap sebesar sampai dengan jatuh tempo, dan tingkat kupon minimal tidak akan berubah sampai dengan jatuh tempo. Sementara itu, tanggal pembayaran kupon ini akan dibayarkan setiap tanggal 10 setiap bulannya.
Proses pemesanan pembelian ST008 secara online dilakukan melalui empat tahap yakni, registrasi/pendaftaran, pemesanan, pembayaran, dan setelmen. Pemesanan pembelian disampaikan melalui sistem elektronik yang disediakan Mitra Distribusi yang memiliki interface dengan sistem e-SBN.
Baca Juga: Pemerintah tetapkan kupon sukuk tabungan ST008 sebesar 4,80%
Head of Investment Avrist Asset Management, Ika Pratiwi Rahayu, menilai kupon yang ditetapkan oleh pemerintah ini menarik, karena memberikan imbal hasil bersih yang lebih tinggi daripada deposito perbankan.
“Instrumen ST008 memberikan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan deposito karena pajak kupon sukuk sebesar 10%, lebih rendah dibanding pajak bunga deposito sebesar 20%,” kata Ika kepada Kontan.co.id, Kamis (28/10).
Dia melihat, selisih 130 bps yang ditetapkan oleh pemerintah saat ini sejalan dengan penurunan suku bunga dan tren bunga rendah. Akan tetapi, kupon yang ditetapkan ini lebih rendah daripada kupon floating di Sukuk Tabungan sebelumnya, ST007 dengan floating sebanyak 150 bps.
Baca Juga: Penjelasan Sri Mulyani terkait menyusutnya pembiayaan utang hingga September 2021
Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula juga menilai, dengan kondisi suku bunga rendah beserta likuiditas yang tinggi menyebabkan rate deposito turun maka diperkirakan kupon ST008 menarik.
“Dengan struktur floating maka kupon ST008 akan mengikuti pergerakan BI rate sehingga investor terjaga dari gejolak kenaikan suku bunga dan terus menikmati spread 130bps,” kata Ezra kepada Kontan.co.id, Kamis (28/10).
Ika menilai, dengan floating 130 bps dan berada di atas BI7DRRR, perlu dipertimbangkan outlook dari BI7DRRR yang akan naik di tahun 2022 mengikuti kenaikan Fed Fund Rate. Ika menaksir, ST008 nantinya dapat terjual sekitar Rp 1 triliun–Rp 5 triliun.
Baca Juga: ST008 bakal ditawarkan bulan depan, simak diprediksi imbal hasilnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News