kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   0,00   0,00%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Sukuk global terbit berkupon mahal


Kamis, 12 September 2013 / 08:39 WIB
Sukuk global terbit berkupon mahal
ILUSTRASI. Pekerja mengumpulkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke atas truk di Mamuju Tengah , Sulawesi Barat, Rabu (11/08/2021). ANTARA FOTO/ Akbar Tado/wsj.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Pemerintah kembali menawarkan surat berharga syariah negara (SBSN) berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) atau sukuk global. Kali ini, pemerintah meraup dana US$1,5 miliar.

Surat utang yang jatuh tempo 15 Maret 2019 ini memberi imbal hasil 6,125%. "Tingkat imbalan ini lebih rendah 25 basis poin dibanding perkiraan awal di kisaran 6,37%," ujar Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan, Robert Pakpahan, Rabu (11/9).

Sebagai perbandingan, US Treasury bertenor 5 tahun, kemarin, memberikan imbal hasil 1,73%. Sedangkan obligasi global Indonesia yang jatuh tempo Maret 2019, memiliki imbal hasil 5,33% di pasar sekunder.

Robert mengatakan, total permintaan yang masuk pada sukuk global ini mencapai US$ 5,7 miliar dari 300 investor. Penerbitan sukuk global yang keempat ini merupakan penerbitan terbesar oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 2009 (lihat tabel).

Sukuk global ini akan diterbitkan oleh Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia lll dan setelmen akan dilaksanakan pada 17 September 2013. Sukuk global akan dicatatkan di Bursa Singapura.

Analis obligasi NC Securities I Made Adi Saputra mengatakan, kupon sukuk global tersebut cukup tinggi dibanding penerbitan sebelumnya. Juli 2013 lalu, pemerintah menawarkan kupon 5,45% untuk obligasi global konvensional bertenor 10 tahun. "Saya melihat kondisi pasar dan faktor domestik turut mempengaruhi tingginya kupon yang diminta investor," ujar Made.

Menurut Made, pemilihan waktu penerbitan sukuk global kurang tepat. Saat ini, investor global cenderung mengurangi portofolio di emerging market seiring rencana Bank Sentral Amerika Serikat mengurangi stimulus.

Dari faktor domestik, risiko ekonomi Indonesia meningkat lantaran defisit neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Menurut Made, defisit neraca perdagangan akan menggerus cadangan devisa untuk membayar barang impor.

Di saat bersamaan, terjadi capital outflow dari pasar modal yang menyebabkan kebutuhan dollar AS investor asing yang keluar dari pasar domestik meningkat. Ini semakin menggerus cadangan devisa. Di sisi lain, kebutuhan pendanaan pemerintah masih tinggi guna menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara. Alhasil, pemerintah menerbitkan sukuk global dengan kupon tinggi.

Herdi Ranu Wibowo, Head of Fixed Income BCA Sekuritas memperkirakan, pemerintah telah mempertimbangkan pemilihan waktu penerbitan sukuk global. Menurut dia, kenaikan imbalan instrumen ini disebabkan oleh naiknya credit default swap (CDS) Indonesia akibat tertekannya rupiah terhadap dollar AS. "Bisa jadi apabila diterbitkan nanti-nanti, kondisi pasar kedepan justru semakin memburuk," tutur Herdi.

Sukuk Global
Seri Penerbitan Jatuh Tempo Tenor Kupon Nilai (US$ juta)
SNI14 23/04/09 23/04/14 5 tahun 8,80% 650
SNI18 21/11/11 21/11/18 7 tahun 4,00% 1.000
SNI22 21/11/12 21/11/22 10 tahun 3,30% 1.000
SNI19 17/09/13 15/03/19 5 tahun 6,13% 1.500
sumber: Ditjen Pengelolaan Utang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×