kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sukuk bisa diserap dengan yield rendah


Senin, 24 Februari 2014 / 07:30 WIB
Sukuk bisa diserap dengan yield rendah
ILUSTRASI. Wortel


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Sofyan Hidayat

JAKARTA. Pemerintah kembali menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk, besok (25/2). Lelang dengan target indikatif sebesar Rp 1,5 triliun ini diperkirakan bakal dimenangi pemerintah dengan yield rendah.

Dalam lelang kali ini, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan menawarkan empat seri sukuk lawas. Satu seri ditawarkan dengan imbalan diskonto yaitu SPN-S12082014 dengan tenor 6 bulan.

Tiga seri lainnya ditawarkan dengan imbalan tetap yaitu PBS003 yang bertenor 13 tahun sebesar 6%, PBS005 yang bertenor 29 tahun sebesar 6,75% dan PBS006 bertenor 6 tahun sebesar 8,25%.

Sekedar mengingatkan, ini merupakan lelang sukuk ketiga sepanjang 2014. Dua lelang sebelumnya selalu kebanjiran penawaran alias oversubscribes hingga hampir empat kali lipat. Dalam dua lelang sebelumnya, total dana yang diserap pemerintah sejumlah
Rp 2,82 triliun. Ini setara dengan 25,2% dari total penawaran masuk yang mencapai sekitar Rp 11,16 triliun.

Analis Millennium Danatama Asset Management, Desmon Silitonga memprediksi, pada lelang Selasa nanti, permintaan masih akan berlebih. "Total penawaran yang masuk pada lelang nanti bisa mencapai Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun," ujarnya.

Hanya saja, Desmon memperkirakan, pemerintah tidak akan memenangkan lelang jika yield yang diminta oleh para peserta lelang terbilang tinggi. Maklum, saat ini tren yield obligasi pemerintah seri acuan (benchmark) sedang turun menyusul penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Hal itu menurut Desmon bakal berpengaruh pada tingkat yield yang masuk pada lelang besok.

Head of Debt Capital Markets BCA Sekuritas, Herdi Ranuwibowo juga menilai, turunnya yield surat utang acuan bakal mempengaruhi yield SBSN. "Tapi, mengingat sukuk tidak likuid, secara historis yield yang dimenangkan pemerintah tetap lebih tinggi dari yield obligasi konvensional dengan tenor sama agar lebih menarik para peserta lelang," ungkap Herdi.

Lelang sukuk sendiri menurutnya bukan prioritas utama pemerintah. Di pasar sekunder, sukuk juga kurang likuid jika dibandingkan dengan obligasi konvensional alias surat utang negara (SUN).

Meski demikian, Herdi meyakini, lelang nanti masih bisa oversubscribes hingga tiga kali lipat dari target. Sedangkan, nilai yang akan dimenangkan akan menjadi bagian dari strategi pemerintah di saat tren yield obligasi seri acuan sedang turun.

Perkiraan Desmon, pemerintah bisa memenangkan lelang dengan yield lebih rendah. Dia mencontohkan, yield rata-rata tertimbang PBS005 pada lelang sebelumnya sebesar 9,93%. Dalam lelang, besok, kemungkinan pemerintah bisa memenangkan dengan yield sekitar 9,4%-9,5%.

Untuk seri PBS006, yield tertinggi yang masuk pada lelang sebelumnya sebesar 10,7% dan terendah 8,875%.  Karena yield yang diminta investor cukup tinggi, seri ini tidak dimenangkan pemerintah pada lelang itu.

Sedangkan di lelang, besok, Desmon memprediksi, PBS006 bisa dimenangkan pemerintah pada kisaran yield 8,2% hingga 8,4%.
Desmon menduga, peserta lelang dari sektor perbankan tetap meminati seri SPN-S12082014 yang bertenor pendek enam bulan. Imbalan yang bakal dimenangkan pemerintah pada seri tersebut di kisaran 6,1% hingga 6,2%.

Dia menilai, intinya pemerintah tidak memaksa memenangkan lelang sukuk jika yield yang masuk cukup tinggi. "Tren yield yang sedang turun dan terlebih lagi lelang sukuk bukan lelang yang diutamakan pemerintah dalam menerbitkan surat utang," tambah Desmon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×