Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% pada bulan lalu. Kenaikan BI rate ini dilakukan merespons pelemahan rupiah di tengah ketidakpastian global yang meningkat.
Head of Consumer Funding & Wealth Business Bank Danamon, Ivan Jaya mengatakan, di tengah kondisi yang terjadi saat ini, para investor maupun calon investor dapat menjadikan obligasi jangka pendek sebagai opsi pilihan dalam berinvestasi.
“Jawaban singkat saya saat ini masuk dulu ke obligasi jangka pendek baik itu berbasis rupiah maupun US dollar. Itu cocok saat ini karena yield-nya tinggi,” ujar Ivan di salah satu rangkaian acara Bank Danamon, Rabu (8/5).
Baca Juga: Gubernur BI Beri Sinyal Tidak akan Menaikkan BI Rate Dalam Waktu Dekat
Menurut Ivan, obligasi jangka pendek dalam menjadi pilihan investasi untuk para investor dengan risiko rendah. Jika mengambil obligasi jangka pendek, kemudian dalam waktu dekat investor melihat bahwa tanda-tanda geopolitik itu semakin membaik, maka di saat itulah investor dapat beralih ke obligasi jangka panjang atau ke instrumen lain yang lebih berisiko seperti saham.
“Jangka pendek itu artinya harganya rendah nanti majoritynya masih dalam waktu dekat. Kalau nanti sudah terlihat tanda-tanda geopolitik itu membaik, itu kita bisa switch ke yang durasi agak panjang atau ke instrumen yang lebih berisiko seperti saham atau reksa dana saham,” kata Ivan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News