kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Suku Bunga Mulai Netral, Simak Pilihan Obligasi yang Menarik


Minggu, 31 Juli 2022 / 18:47 WIB
Suku Bunga Mulai Netral, Simak Pilihan Obligasi yang Menarik
ILUSTRASI. Obligasi masih mencatat kinerja gemilang hingga akhir bulan Juli 2022 di tengah kenaikan suku bunga.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi masih mencatat kinerja gemilang hingga akhir bulan Juli 2022 di tengah kenaikan suku bunga. Tapi tak semua obligasi disukai investor. 

Direktur & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Asset Management Indonesia Ezra Nazula mengatakan obligasi pemerintah dan korporasi yang bertenor pendek memberikan stabilitas di bulan Juli karena di tengah kenaikan suku bunga The Fed yang tinggi. 

"Dengan The Fed terlihat telah mencapai level netral dari kenaikan suku bunganya dan ke depan diperkirakan akan lebih perlahan dalam menaikkan suku bunga, ini dapat menjadi angin segar yang ditunggu pasar," kata Ezra kepada Kontan.co.id, Jumat (29/7). 

Baca Juga: Peringatan Kehancuran Pasar Robert Kiyosaki dan Tiga Aset yang Direkomendasikan

Ezra mengatakan terlihat terjadi pemulihan setelah Fed meeting. Harga obligasi pemerintah maupun korporasi menguat. 

"Dengan US treasury diperkirakan sudah mencapai level puncak di 3,25% dan sekarang sudah turun kembali dan data-data ekonomi US yang mulai melandai maka sentimen risk on dapat berlanjut akan tetapi tentunya perlu diimbangi dengan faktor makro domestik," ucap dia.

Baca Juga: Lelang SUN Masih Diwarnai Ancaman Inflasi dan Kenaikan Suku Bunga

Sementara, CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan tingginya inflasi dan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS berpeluang menekan pasar surat utang negara (SUN). Terlebih setelah The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan ke level tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

Praska mengatakan alternatif pada SBN tenor pendek-menengah hingga maksimal tenor 10 tahun bisa menjadi pilihan. Tapi jika kenaikan yield SUN tenor 10 tahun sudah sangat mendekati batas tertinggi dalam 5 tahun terakhir, investor bisa mulai mencermati SUN tenor panjang lebih dari 10 tahun dengan memilih yield yang menarik.

"Pilihan pada obligasi korporasi dengan rating investment grade serta emiten-emiten dengan solvabilitas kuat bisa jadi alternatif," ucap Praska.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×