kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Suku Bunga BI Diramal Naik, Bagaimana Dampaknya untuk Sektor Keuangan?


Rabu, 21 September 2022 / 19:48 WIB
Suku Bunga BI Diramal Naik, Bagaimana Dampaknya untuk Sektor Keuangan?
ILUSTRASI. Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/9/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia September 2022, Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim memperkirakan BI akan kembali mengerek suku bunga 25 basis poin (bps).

Lukman mengatakan, kenaikan suku bunga acuan dapat memberi sentimen positif terhadap aset-aset yang rendah risiko seperti obligasi dan deposito. Selain itu, kenaikan imbal hasil obligasi maupun deposito bisa menarik minat investor di tengah fluktuasi pasar. Dengan demikian, maka emiten di sektor keuangan cenderung akan menerima sentimen positif.

"Harapannya pendapatan dari bunga kredit mengalami kenaikan, namun yang perlu diperhatikan yaitu penyaluran kredit dari sektor keuangan tersebut," tuturnya pada Kontan, Rabu (21/9).

Selain itu, Lukman menilai bahwa peningkatan suku bunga dapat mengerek kinerja emiten multifinance dengan harapan pendapatan dari kredit dapat bertambah seiring dengan membaiknya perekonomian.

Baca Juga: Bakal Rights Issue 2,75 Miliar Saham, Simak Rekomendasi Saham XL Axiata (EXCL)

Sehingga, meskipun ada risiko penurunan kredit tapi kenaikan suku bunga cenderung memberikan sentimen positif untuk sektor keuangan. Lukman menambahkan sektor keuangan masih menarik dengan potensi dapat meningkatkan pendapatan kredit dari kenaikan suku bunga.

"Oleh karena itu, saham-saham bluechips perbankan masih menarik dikoleksi seperti BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI, namun dengan risiko penyaluran kredit yang mengalami penurunan seiring dengan perekonomian yang melambat," papar Lukman.

Dari sektor keuangan Lukman merekomendasikan saham PNIN lantaran secara valuasi masih murah yakni diperdagangkan dengan PBV saat ini di 0.29 kali. Adapun target harga untuk PNIN di Rp 1.945 dengan estimasi PBV di 0.40 kali.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×