Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga sebesar 50 bps oleh Federal Reserve (The Fed) pekan lalu menjadi penekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tapi kebijakan ini juga akan mendatangkan dampak positif sektor tertentu. Senin (9/5), IHSG turun 4,42% ke level 6,909,75.
Head of Investment Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe mencermati, kemungkinan Bank Indonesia (BI) berpotensi akan menaikkan suku bunga hingga 50 bps. Dengan potensi tersebut, Kiswoyo menilai saham perbankan akan diuntungkan.
Dia menjelaskan jika BI menaikkan suku, bank akan terlebih dahulu mengerek suku bunga kredit dibandingkan bunga tabungan dan deposito sehingga menaikkan pendapatan emiten bank.
"Misalnya, anggap saja spread bank sebesar 3,5% dan suku bunga kredit naik terlebih dahulu, otomatis spread naik. Dengan begitu, berapa bulan ke depan mereka akan mendapat keuntungan karena tabungan dan depositonya belum mereka naikkan," kata Kiswoyo kepada Kontan.co.id, Senin (9/5).
Baca Juga: Net Sell Tebal, IHSG Melorot dari Level 7.000
Selain itu, emiten-emiten yang memiliki utang dalam kurs Amerika akan mengalami tekanan akibat kebijakan The Fed. Kemudian, Jika BI menaikkan suku bunga maka perusahaan yang memiliki utang dengan bank akan terkena dampak karena bunga kredit akan meningkat.
Analis Fundamental B-Trade Raditya Pradana menjelaskan saham perbankan masih akan mendapat angin segar. Menurut dia, jika BI menaikkan suku bunga maka akan ada kenaikan suku bunga kredit dan deposito.
"Kenaikan suku bunga menyebabkan kenaikan suku bunga kredit dan deposito sehingga berpotensi meningkatkan pendapatan dan laba bersih emiten-emiten perbankan," papar Raditya, Senin (9/5).
Baca Juga: Wall Street Tumbang, Saham Teknologi Makin Tertekan
Raditya menjelaskan emiten teknologi justru akan tertekan. Dia bilang kenaikan suku bunga menyebabkan kenaikan beban bunga emiten-emiten teknologi sehingga berpotensi membebani kinerja emiten.
Lebih lanjut, dia menyarankan untuk selektif dalam memilih emiten atau sektor yang terdampak keputusan The Fed, baik dampak positif atau negatif sehingga bisa menentukan trading atau investment plan.
Sementara, Kiswoyo menilai momen koreksi IHSG dapat dimanfaatkan untuk buy kepada untuk saham-saham penggerak IHSG. Dia merekomendasikan seperti BBRI, BBCA, TLKM, ASII, BMRI, BBNI.
"BBRI, BBCA, TLKM, ASII, BMRI, BBNI sudah turun dalam, makanya IHSG terseret dalam. Tapi saya merasa tunggu IHSG di angka 6.500 untuk mungkin aman untuk memilih saham-saham ini karena IHSG minimal koreksi sampai 6.500," pungkas Kiswoyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News