kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suku Bunga Bakal Lanjut Naik, Reksadana Pasar Uang Tetap Menarik di 2023


Kamis, 15 Desember 2022 / 20:43 WIB
Suku Bunga Bakal Lanjut Naik, Reksadana Pasar Uang Tetap Menarik di 2023
ILUSTRASI. Reksadana pasar uang berpotensi memberikan imbal hasil (return) yang lebih tinggi pada tahun 2023.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pasar uang berpotensi memberikan imbal hasil (return) yang lebih tinggi pada tahun 2023. Hal ini sejalan dengan suku bunga acuan yang diperkirakan akan melanjutkan kenaikan pada tahun depan.

Research Analyst PT Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, konsensus memprediksi kenaikan suku bunga lanjutan hanya akan terjadi pada semester pertama 2023. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diperkirakan naik 50 basis points (bps) sampai 75 bps hingga berada di level 6%-6,25%.

Jika dilihat secara historis, pola yang sama terjadi pada tahun 2013 dan 2014. Pada 2013, BI menaikkan suku bunga acuannya sebesar 175 bps, kemudian cenderung flat dengan kenaikan hanya 25 bps pada tahun 2014.

Pola yang sama kemungkinan besar akan terjadi di tahun depan. Setelah dinaikkan 50 bps-75 bps, suku bunga BI akan cenderung stagnan hingga akhir 2023.

Baca Juga: Return Reksadana Pasar Uang Berpotensi Meningkat di 2023

"Melihat data historikal, saya memprediksi reksa dana pasar uang akan tetap menarik di tahun 2023 dengan potensi return di kisaran 4%-5% setahun," kata Arjun saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (15/12).

Angka tersebut lebih tinggi dibanding return tahun ini. Sebagai gambaran, Infovesta Money Market Fund Index mencatatkan return 2,55% secara year to date (YtD) sampai dengan November 2022

Lebih lanjut, Arjun melihat potensi penurunan suku bunga acuan di tahun 2023 masih kecil sekali. "Suku bunga acuan kemungkinan akan stagnan dulu sebelum pada akhirnya kembali turun di tahun 2024," ucap dia.

Dengan begitu, berkurangnya minat investor terhadap reksa dana pasar uang diprediksi baru akan terjadi pada 2024. Saat suku bunga acuan turun, investor akan kembali menyasar instrumen dengan aset yang lebih berisiko seperti saham.

Pasalnya, penurunan suku bunga acuan akan membuat return yang didapatkan dari aset dasar reksadana pasar uang seperti suku bunga deposito dan obligasi jatuh tempo di bawah satu tahun akan semakin berkurang.

Baca Juga: Intip Peluang Reksadana di Tahun 2023

CEO PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment) Guntur Surya Putra menambahkan, tren kenaikan suku bunga bakal berlanjut pada 2023. Alhasil, imbal hasil reksa dana pasar uang juga berpotensi naik lagi.

Oleh karena itu, menurutnya, reksa dana pasar uang masih sangat menarik untuk menjadi pilihan instrumen investasi. "Di tengah kondisi pasar yang volatile atau berfluktuasi seperti sekarang, tentunya reksa dana pasar uang bisa dijadikan alternatif instrumen berinvestasi yang menarik," tutur Guntur.

Investor dapat mempertimbangkan untuk mengalokasikan porsi investasi ke reksa dana pasar uang. Akan tetapi, ia mengingatkan, potensi kenaikan suku bunga acuan pada 2023 tidak akan seagresif tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×