Reporter: Riska Rahman | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - Rencana restrukturisasi utang dan akuisisi perusahaan tambang oleh PT Trada Maritime Tbk (TRAM) membuat sahamnya bergerak fantastis dalam dua hari ini. Rencana aksi korporasi ini membuat saham emiten transportasi laut ini bergerak lebih dari 30% selama dua hari berturut-turut.
Mengutip keterbukaan informasi di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (23/8) lalu, TRAM berencana melakukan restrukturisasi utang sebanyak US$ 8,28 juta ke Bank ICBC. Perusahaan pun menargetkan pelunasan utang ini bisa selesai pada akhir September mendatang.
"Sumber dana yang digunakan untuk menyelesaikan utang kepada kreditur adalah dari dana hasil penjualan kapal-kapal dan dana pinjaman dari pemegang saham," tulis Direktur TRAM, Asnita Kasmy dalam keterbukaan informasi tersebut.
Dilunasinya utang jangka pendek tersebut diharapkan mampu berdampak positif pada likuiditas perusahaan. Meski begitu, pelunasan utang ini mengharuskan TRAM untuk menjual aset tetap mereka.
Tak hanya berencana melakukan restrukturisasi utang, Perusahaan ini juga berencana melakukan rights issue untuk mengambil alih perusahaan tambang batubara, PT Gunung Bara Utama.
Akuisisi ini juga diharapkan mampu berdampak positif terhadap kinerja perusahaan, mengingat sektor tambang batubara yang kini mulai membaik.
Walau belum jelas berapa dana yang dibutuhkan perusahaan untuk mengakuisisi perusahaan tambang tersebut, para investor nampaknya sudah menyambut rencana ini dengan positif. Hal tersebut terlihat dari pergerakan saham TRAM yang berhasil melonjak drastis selama dua hari belakangan.
Pada penutupan perdagangan Rabu (23/8) lalu, saham TRAM melonjak 34,55% ke level Rp 148. Saham ini bahkan hampir mengalami auto reject karena peningkatannya yang mengejutkan.
Penguatan tersebut pun terus berlanjut pada perdagangan Kamis (24/8). Saham ini kembali melonjak hingga 33,11% ke level Rp 192. Level ini menjadi level tertinggi TRAM selama tiga bulan terakhir.
Dilihat secara teknikal, Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan saham ini masih mampu menyentuh level yang lebih tinggi. "Masih terlihat ada resistance untuk saham TRAM di level Rp 200 dan Rp 240," ujar Alfatih, Kamis (24/8).
Kondisi sahamnya yang tidak begitu likuid membuat intervensi dari para pemodal bisa berpengaruh pada pergerakan saham TRAM. Hal ini membuat saham emiten perkapalan ini masih mampu melaju pada perdagangan selanjutnya.
Adapun untuk rencana restrukturisasi utang dan akuisisi ini dianggap Alfatih juga menjadi salah satu penyebab pergerakan saham TRAM.
Para trader pun memiliki potensi untuk mendulang untung dari saham TRAM. Namun, Alfatih mengatakan risiko untuk saham ini menjadi semakin besar. "Di minggu ini saja kenaikannya sudah mencapai 87%," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
