CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.879   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Sudah ditunggu lama, kesepakatan OPEC+ tak berdampak signifikan terhadap harga minyak


Senin, 13 April 2020 / 16:40 WIB
Sudah ditunggu lama, kesepakatan OPEC+ tak berdampak signifikan terhadap harga minyak
ILUSTRASI. OPEC dan Rusia akan memangkas produksi hingga 9,7 juta barel per hari.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tarik ulur yang alot dalam rapat pertemuan OPEC+ terkait pemangkasan produksi minyak akhirnya menemui titik terang. Disepakati bahwa OPEC dan Rusia akan memangkas produksi hingga 9,7 juta barel per hari.

Imbas kesepakatan ini, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2020 di Nymex sempat menguat hingga US$ 24,45 per barel Senin (13/4) pagi tadi. Namun, merujuk Bloomberg, pada pukul 15.30 WIB, harga minyak WTI berada di level US$ 22,83 per barel atau hanya menguat 0,31% dibanding penutupan sebelumnya.

Baca Juga: LPEM UI: Waspadai lonjakan inflasi bulan depan

Direktur TRFX Berjangka Ibrahim menyebut hal ini wajar adanya dan tidak mengejutkan. Pasalnya, Ibrahim menilai hasil kesepakatan tersebut tidak menyasar ke inti permasalahan. Tak ayal jadinya kenaikan hanya bersifat sementara.

“Saat ini imbas pandemi corona, konsumsi minyak dunia itu turun hingga 30 juta barel per hari. Oleh sebab itu, pemangkasan sebesar 9,7 juta pada akhirnya tidak memberi pengaruh banyak terhadap harga minyak dunia,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (13/4).

Ibrahim menyebut, pemangkasan produksi yang optimal seharusnya berada di kisaran 20 juta barel per hari.

Baca Juga: Oil climbs after OPEC+ agree record output cut

Analis Monex Investindo Futures Faisyal pun menuturkan hal yang sama. Kenaikan yang bersifat terbatas karena permasalahan corona belum mereda. Sehingga permintaan minyak masih akan tetap lemah.

Faisyal menyebut kenaikan harga minyak bisa terjadi ketika negara lain ikut serta dalam pemangkasan produksi minyak mereka. “Perlu diikuti oleh pemotongan produksi dari negara lain. Khususnya negara lain yang bukan anggota OPEC+ seperti Amerika Serikat, Brazil, dan Norwegia,” ujar Faisyal.

Faisyal menambahkan, jika negara lain tidak mau ikut memangkas produksi mereka, kesepakatan antara OPEC+ dan Rusia justru bisa goyah lagi. “Kalau ini terjadi, harga minyak dunia akan kembali terancam,” tandas Faisyal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×