kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Strategi Millenium Pharmacon genjot pendapatan 15%


Minggu, 14 Januari 2018 / 20:02 WIB
Strategi Millenium Pharmacon genjot pendapatan 15%
ILUSTRASI. PT Millenium Pharmacon International Tbk tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode dagang SDPC


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Millenium Pharmacon International Tbk (MPI) membeli 15% saham PT Errita Pharma dari PT Sinar Niaga Mujur. Dana untuk akuisisi 15% saham Sinar Niaga yang setara Rp 54 miliar akan didapatkan dari right issue.

M. Muhazni Bin Mukhtar, Direktur Utama Millenium Pharmacon International menjelaskan, akusisi tersebut merupakan strategi MPI untuk memiliki bisnis produksi obat. Mengingat saat ini MPI hanya menjadi distributor obat di Indonesia.

"Trennya rumah sakit mencari obat kualitas tinggi tapi harga terjangkau dan Errita bisa menerobos itu," jelas Muhazni kepada Kontan.co.id pekan ini.

Menurutnya sebelum diakuisisi, produk Errita sudah dijual oleh MPI. Namun dengan akuisisi tersebut diharapkan kontribusi penjualan bagi MPI bisa meningkat. "Saat ini kontribusi Errita bagi MPI masih kecil. Tapi kami harap 5% penjualan MPI nanti bisa dari Errita," kata Muhazni.

Di tahun ini, emiten berkode dagang SDPC itu juga punya rencana baru, yakni menambah kerja sama dengan prinsipal baru. Saat ini sudah ada 31 prinsipal yang sudah bekerja sama dengan MPI.

"Ada satu prinsipal yang sudah hampir pasti resmi. Kami incar dua lagi karena tiap tahun kami targetkan ada tiga prinsipal baru," jelasnya.

Tak hanya itu, MPI juga akan berniat menjual produk alat kesehatan (alkes) di tahun ini. Hal ini menjadi strategi MPI untuk punya merek sendiri dijual. "Maret ini akan resmi dijual," katanya.

Menurutnya, MPI sebagai distributor produk selama ini bergantung klien untuk penjualan. Demi menambah Gross Profit Margin harus ada produk sendiri. Dengan syarat tidak bersaing langsung dengan prinsipal.

Setelah diriset dan pengecekan dengan perusahaan induk, Pharmaniaga International Corporation Sdn.Bhd., Malaysia, pihak MPI pun dizinkan untuk menjual produk alkes dari Malaysia. "Produk alkes seperti Gengigel yang akan diluncurkan tahun ini," jelasnya.

Meski tak merinci kontribusi penjualan dari alkes, tahun ini MPI menargetkan penjualan keseluruhan tahun ini bisa tumbuh 15%.

 MPI sudah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 26 miliar tahun ini untuk investasi divisi teknologi informasi dan juga untuk akuisisi cabang.

Saat ini MPI punya 31 cabang di seluruh Indonesia, namun hanya empat cabang yang dimiliki merupakan aset tetap MPI dan sisanya merupakan kantor cabang yang disewa. Ditargetkan tahun ini minimal ada satu cabang yang sudah bisa menjadi aset tetap dari MPI.

"Kami juga akan buat warehouse di Jakarta, upgrade cabang di Jakarta dan beli cabang yang masih dalam proses identifikasi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×